> Lembang-Patenggang, 9 - 12 Desember
> Jatinangor, 21 Desember
> Sumedang, 28 Desember
30 December 2008
01 December 2008
Ekspedisi Tangkuban Perahu
Waktu itu tanggal 17 Agustus 2003, ketika negara tercinta ini merayakan kemerdekaannya yang ke-58. Sudah lama juga negara kita merdeka, namun ternyata waktu yang cukup lama itu belum membuktikan bahwa bangsa ini juga sudah merdeka.
Karena hari itu juga libur, kami berencana untuk hiking ke tangkuban perahu melalui jalur hutan dari dekat sekolah kami. Sekolah kami berada di Cisarua, Kab. Bandung. Jika dilihat dari peta, posisinya berada di sebelah selatan Gunung Tangkuban Perahu. Jika memakai kendaraan kita bisa menggunakan jalur Lembang untuk sampai ke gunung Tangkuban Perahu. Hiking kali ini, rencananya kita akan mencoba jalan baru menuju Tangkuban Perahu. Rombongan kami berjumlah 9 orang, sekitar jam 6 pagi kami semua sudah bersiap dengan membawa perbekalan seadanya. Kami memulai perjalanan tersebut dari perkebunan teh Sukawana. Peralatan yang kami bawa hanya sebuah kompas butut dan cutter kecil. Setelah sekitar 2 jam mengarungi kebun teh, akhirnya kami memasuki hutan dimana hanya terdapat jalan setapak dan pohon-pohon yang tinggi sehingga membatasi penglihatan kita. Panduan kami waktu itu hanya kompas sehingga kami terus berjalan ke arah utara dimana gunung Tangkuban Perahu berada. Seru sekali berjalan-jalan di tengah hutan tropis yang lebat, kami sempat menemukan buah arbei liar dan memetiknya sambil beristirahat. Sekitar satu jam berlalu, jalan yang kami lewati mulai menanjak sekitar 60 derajat. Beberapa kali kami harus beristirahat, kebetulan ada pohon tumbang yang posisinya seperti tempat duduk panjang. Disitu lah poto ini diambil. Kami terus mendaki sampai kami tidak mengikuti jalan setapak lagi. Dalam keadaan mendaki kami terus menerobos pohon-pohon paku yang mendominasi hutan itu. Kami beristirahat setelah menemukan area yang agak datar. Ketika itu kami baru menyadari bahwa kami telah TERSESAT. Waktu itu sudah tengah hari, kami sempat berdebat apakah melanjutkan perjalanan atau kembali pulang. Beruntung salah seorang teman kami berinisiatif untuk memanjat sebuah pohon yang agak tinggi dan melihat sebuah tower, alangkah senangnya saat itu karena kalo ada tower pasti di dekatnya ada jalan. Akhirnya kami memutuskan untuk melanjutkan perjalanan dengan patokan tower tersebut. Dengan perasaan optimis kami terus berjalan menerobos pohon-pohon paku karena tidak ada jalan setapak. Dan perjuangan itu tidak sia-sia, setelah berjalan beberapa lama akhirnya kami menemukan jalan yang cukup besar. Betapa girangnya saat itu, karena di jalan itu juga kami bisa bertemu manusia lagi. Pepatah 'malu bertanya sesat di jalan' sangat berarti sekali saat itu, maka dengan bertanya-tanya pada orang yang kami temui sampailah kami di kawah Tangkuban Perahu. Dan kami tidak perlu membayar tiket masuknya karena jalan itu memang tidak dijaga..
Karena hari itu juga libur, kami berencana untuk hiking ke tangkuban perahu melalui jalur hutan dari dekat sekolah kami. Sekolah kami berada di Cisarua, Kab. Bandung. Jika dilihat dari peta, posisinya berada di sebelah selatan Gunung Tangkuban Perahu. Jika memakai kendaraan kita bisa menggunakan jalur Lembang untuk sampai ke gunung Tangkuban Perahu. Hiking kali ini, rencananya kita akan mencoba jalan baru menuju Tangkuban Perahu. Rombongan kami berjumlah 9 orang, sekitar jam 6 pagi kami semua sudah bersiap dengan membawa perbekalan seadanya. Kami memulai perjalanan tersebut dari perkebunan teh Sukawana. Peralatan yang kami bawa hanya sebuah kompas butut dan cutter kecil. Setelah sekitar 2 jam mengarungi kebun teh, akhirnya kami memasuki hutan dimana hanya terdapat jalan setapak dan pohon-pohon yang tinggi sehingga membatasi penglihatan kita. Panduan kami waktu itu hanya kompas sehingga kami terus berjalan ke arah utara dimana gunung Tangkuban Perahu berada. Seru sekali berjalan-jalan di tengah hutan tropis yang lebat, kami sempat menemukan buah arbei liar dan memetiknya sambil beristirahat. Sekitar satu jam berlalu, jalan yang kami lewati mulai menanjak sekitar 60 derajat. Beberapa kali kami harus beristirahat, kebetulan ada pohon tumbang yang posisinya seperti tempat duduk panjang. Disitu lah poto ini diambil. Kami terus mendaki sampai kami tidak mengikuti jalan setapak lagi. Dalam keadaan mendaki kami terus menerobos pohon-pohon paku yang mendominasi hutan itu. Kami beristirahat setelah menemukan area yang agak datar. Ketika itu kami baru menyadari bahwa kami telah TERSESAT. Waktu itu sudah tengah hari, kami sempat berdebat apakah melanjutkan perjalanan atau kembali pulang. Beruntung salah seorang teman kami berinisiatif untuk memanjat sebuah pohon yang agak tinggi dan melihat sebuah tower, alangkah senangnya saat itu karena kalo ada tower pasti di dekatnya ada jalan. Akhirnya kami memutuskan untuk melanjutkan perjalanan dengan patokan tower tersebut. Dengan perasaan optimis kami terus berjalan menerobos pohon-pohon paku karena tidak ada jalan setapak. Dan perjuangan itu tidak sia-sia, setelah berjalan beberapa lama akhirnya kami menemukan jalan yang cukup besar. Betapa girangnya saat itu, karena di jalan itu juga kami bisa bertemu manusia lagi. Pepatah 'malu bertanya sesat di jalan' sangat berarti sekali saat itu, maka dengan bertanya-tanya pada orang yang kami temui sampailah kami di kawah Tangkuban Perahu. Dan kami tidak perlu membayar tiket masuknya karena jalan itu memang tidak dijaga..
27 November 2008
Lost & Lose
Kita tidak pernah tau apa yang akan terjadi dalam hidup kita, bahkan 1 detik kedepan pun kita tidak tahu.. dan kita harus percaya bahwa apa yang terjadi dalam hidup kita, baik itu kesenangan atau kesusahan itu merupakan anugerah.. dan itu pasti yang terbaik untuk kita, satu hal yang mungkin bisa dijadikan pegangan dalam hidup : Jangan Pernah Takut Akan Kehilangan.. karena di dunia ini tidak satu pun yang hakiki milik kita..
..........
Aku merasa letih dan ingin sendiri
Ku tanya pada siapa
Tak ada yang menjawab
Sebab semua peristiwa
Hanya di rongga dada
Pergulatan yang panjang dalam kesunyian
Aku mencari jawaban di laut
Kuseret langkah menyusuri pantai
Aku merasa mendengar suara
Menutupi jalan
Menghentikan petualangan
Lihatlah aku terkapar dan luka
Dengarkanlah jeritan dari dalam jiwa
Aku ingin pulang...
...........
17 November 2008
11 November 2008
an Archipelago
Percaya ga sih kalo Indonesia itu negara kepulauan?? Kalo sekedar tahu pasti udah tahu sejak jaman kita masih TK dulu, guru-guru kita sering menyebutkan kalo Indonesia itu adalah negara bahari, negara yang dikelilingi lautan. Saya sendiri benar-benar merasakan 'negara kepulauan' ini setelah kemarin jalan-jalan (ga jalan sih, naik perahu) ke Kepulauan Seribu.
Kami berangkat melalui jalur Muara Angke, karena disana terdapat perahu penumpang yang biasa mengangkut penduduk & kebutuhan lainnya dari ibu kota ke Pulau Pramuka (Pusat Administrasi Kepulauan Seribu), Kawanku bilang ada beberapa jalur menuju pulau seribu, bisa dari Tanjung Pasir di Tangerang, atau dari Pantai Marina, Ancol. Berhubung dengan budget paket hemat maka Muara Angke-lah yang jadi pilihan. Aroma 'harum' khas pasar ikan sudah mulai tercium ketika kami memasuki pemukiman nelayan di sana. Inilah sisi lain kehidupan masyarakat Indonesia, sebagai nelayan mereka mungkin terbiasa dengan bau-bauan seperti itu. Mereka bisa bertahan dengan fasilitas seadanya dan bahkan dengan lingkungan yang jauh dari kata 'nyaman'. Tapi berkat jasa merekalah kita bisa menikmati nasi goreng seafood, calamari, kepala kakap atau hasil laut lainnya.
Perahu yang kami tumpangi waktu itu sudah terisi penuh dengan berbagai macam kebutuhan hidup yang akan dipakai di Pulau Seribu, beruntung masih ada tempat bagi rombongan kami untuk naik perahu tersebut karena mungkin akan lama lagi untuk menunggu perahu selanjutnya. Membutuhkan waktu kurang lebih 2 jam untuk sampai di pulau Pulau Pramuka, tapi saya sangat menikmati perjalanan tersebut. Cuaca waktu itu agak mendung, namun laut begitu tenang. Perjalanan ditemani semilir angin laut memang menyenangkan. Mulai dari situ saya mulai percaya bahwa negara ini adalah negara kepulaun. Sejauh mata memandang hanya ada laut dan pulau di sekeliling rute perjalanan kami. Dalam perjalanan itu pun saya melihat kehidupan makhluk lain di laut ini. Burung-burung laut seperti camar, bangau dan gagak turut menghiasai perjalanan ini. Saya kagum dengan perjuangan mereka untuk mencari makan di laut, bayangkan saja sarang mereka pasti ada di salah satu pulau, kemudian mereka terbang ke tengah laut untuk mencari 'nafkah', di tengah laut dimanakah mereka akan istirahat?? Jadi sebelum mendapatkan apa yang dicari mungkin burung itu akan terus terbang. Mereka tidak khawatir akan kehabisan ikan di laut, walaupun manusia dengan berbagai macam peralatannya telah begitu banyak mengambil ikan lebih dari yang mereka butuhkan.
Setelah 2 jam perjalanan yang menyenangkan, sampailah kami di Pulau Pramuka. Perahu yang kami tumpangi merapat di sebuah dermaga kecil, air lautnya jernih sekali sampai dasarnya pun kelihatan. Rombongan ikan-ikan kecil pun bergerombol seolah-olah menyambut kedatangan kami. Pulau pramuka merupakan pusat Administrasi Kabupaten Kepulauan Seribu. Infrastrukturnya terlihat cukup bagus. Di sana sudah ada RSUD, kantor Bupati, Mesjid yang megah dan sarana perkantoran lainnya. Tapi saya tidak melihat satupun mobil di sana, sarana transportasi utama di sana adalah perahu untuk menghubungkan satu pulau dengan pulau yang lainnya. Karena itu suasana di Pulau Pramuka begitu tenang, jauh sekali dengan suasana di Ibu Kota.
Sumber listrik di sana berasal dari PLTD, listrik di sana sangat terbatas. PLTD tersebut dinyalakan dari jam 4 sore sampai jam 7 pagi. Berbeda sekali dengan kita yang terbiasa mendapat listrik 24 jam sehari, non stop selama setahun. Dengan begitu kita bisa menyadari betapa pentingnya hemat energi. Air tawar pun sulit didapat,untuk minum hanya mengandalkan dari air minum kemasan. Air Tawar di sana sebagian besar diperoleh dari air hujan yang ditampung, kalaupun ada air tanah, masih terasa asin. Air tersebut hanya dipakai untuk mencuci saja.
Setelah shalat dzuhur, beristirahat dan makan siang di tempat penginapan kami pun berangkat ke Pulau Semak Daun untuk snorkeling dengan perahu sewaan. Pulau tersebut hanya pulau kecil yang tidak berpenghuni, namun area untuk snorkelingnya sangat luas. Kami agak sedikit kecewa dengan kondisi laut di sana. Banyak sekali sampah di pantainya. Menurut penduduk di sana sampah tersebut berasal dari pantai Jakarta yang terbawa angin sampai di sini. Tapi kekecewaan itu segera terobati dengan kondisi alam di dasar lautnya. Kami sangat menikmati snorkeling ini, bermain-main di pantainya dan tidak lupa poto-poto. Setelah puas berpoto ria (special thanks for Dhimas Bayu FK) kami pun pulang ke Pulau Pramuka, tapi dengan rute yang berbeda. Kami melewati Pulau Air yang katanya pulau pribadi. Ternyata 'view' di sini lebih indah, kiri kanan kami terdapat banyak pohon yang memberikan kesan kita sedang berada di sungai, lautnya bersih dan udaranya sejuk. Tapi sayang kami tidak bisa singgah. Sebelum ke pulau pramuka tidak lupa kami mampir di sebuah kafe yang menjual ikan segar untuk kami bakar pada malam harinya.
Sebelum maghrib, kami sudah berada di tempat penginapan. Waktu itu hujan sudah mulai turun. Setelah mandi dan membersihkan diri, kami bersiap-siap untuk makan malan dengan ikan bakar dan udang goreng tepung. Nikmat sekali menyantap hidangan rame-rame. Suasana kebersamaan begitu terasa saat itu. Walaupun hujan masih rintik-rintik kami mencoba jalan-jalan ke Dermaga. Malam hari anginnya besar sekali, jadi kami hanya sebentar di sana dan kembali ke tempat penginapan untuk beristirahat. Pagi harinya kami hanya berkeliling di Pulau Pramuka, dan tidak lupa mengunjungi tempat penangkaran penyu. Di sini kami lebih banyak poto-poto, mengabadikan berbagai macam momen yang tak terlupakan.
Sebelum dzuhur kami bersiap-siap pulang. Setelah membereskan semua perlengkapan, kami menuju dermaga untuk menunggu perahu menuju Pulau Jawa (tepatnya sih Muara Angke). Sambil menunggu perahu datang, kami berpencar mencari makan siang sambil mencari souvenir. Siang itu cuaca begitu cerah, namun anginnya juga cukup besar sehingga ombak di laut pun lumayan tinggi. Perahu yang ditunggu pun tiba, ada banyak robongan yang bersama dengan kami waktu itu. Perahu itu pun dalam sekejap penuh, banyak yang duduk di atas geladaknya. Masih di dermaga pun perahu sudah terasa tidak seimbang, maka beberapa penumpang yang duduk di atas disuruh duduk di bawah walaupun berdesak-desakan. Setelah dirasa agak seimbang berangkatlah perahu yang kami tumpangi. Baru berjalan sekitar 15 menit, perahu tersebut sudah terasa sangat tidak seimbang, hampir terbalik. Maka perahu itu kembali ke dermaga untuk mengurangi penumpang dan mengatur duduk para penumpang agar lebih seimbang.
Siang itu angin masih tetap kencang, dan kami pun tetap berangkat karena muatannya sudah dikurangi. Awalnya perjalanan lancar-lancar saja, walaupun masih miring-miring tapi tidak separah sebelumnya, mungkin hanya pengaruh dari gelombang laut karena angin yang kencang. Setelah sekitar setengah jam meninggalkan dermaga, mulailah perjalanan terasa sangat menegangkan. Di tengah laut, jauh dari pulau, gelombang laut semakin tinggi. Perahu miring ke kiri dan kanan sekitar 45 derajat setiap dihantam ombak. Bahkan mesin perahu hampir mati ketika ada gelombang besar sekali yang hampir membuat perahu kami terbalik. Dengan hati berdebar-debar dan bayangan perjalanan akan berakhir di sini, kami terus bertahan dalam perahu walaupun ada teman kami yang mabuk laut.
Setelah satu jam berlalu dengan suasana yang memacu adrenalin, akhirnya mulai muncul sedikit harapan. Pulau-pulau kecil mulai terlihat, gedung-gedung pencakar langit di pulau Jawa mulai bermunculan. Dalam pikiran kami kalo pun perahunya terbalik, setidaknya dekat dengan salah satu pulau. Alhamdulillah, perahu yang kami tumpangi terus melaju mendekati Muara Angke. Aroma 'harum' khas pasar ikan seakan-akan meyakinkan kami bahwa kami masih bernafas. Sore itu dengan di sambut tatapan keheranan para nelayan yang bersiap-siap mencari ikan di perahunya, Kami pun merapat di dermaga muara angke. Sangat lega rasanya bisa menjejakkan kaki lagi di tanah Pulau Jawa. Beberapa dari kami ada yang langsung menelepon keluarganya atau orang-orang terdekatnya untuk mengabari bahwa kita masih selamat. Segala puji bagiMu ya Allah, kami masih diberi kesempatan untuk menjejakkan kaki di darat.
all photos are courtesy of Dhimas Bayu FK
Kami berangkat melalui jalur Muara Angke, karena disana terdapat perahu penumpang yang biasa mengangkut penduduk & kebutuhan lainnya dari ibu kota ke Pulau Pramuka (Pusat Administrasi Kepulauan Seribu), Kawanku bilang ada beberapa jalur menuju pulau seribu, bisa dari Tanjung Pasir di Tangerang, atau dari Pantai Marina, Ancol. Berhubung dengan budget paket hemat maka Muara Angke-lah yang jadi pilihan. Aroma 'harum' khas pasar ikan sudah mulai tercium ketika kami memasuki pemukiman nelayan di sana. Inilah sisi lain kehidupan masyarakat Indonesia, sebagai nelayan mereka mungkin terbiasa dengan bau-bauan seperti itu. Mereka bisa bertahan dengan fasilitas seadanya dan bahkan dengan lingkungan yang jauh dari kata 'nyaman'. Tapi berkat jasa merekalah kita bisa menikmati nasi goreng seafood, calamari, kepala kakap atau hasil laut lainnya.
Perahu yang kami tumpangi waktu itu sudah terisi penuh dengan berbagai macam kebutuhan hidup yang akan dipakai di Pulau Seribu, beruntung masih ada tempat bagi rombongan kami untuk naik perahu tersebut karena mungkin akan lama lagi untuk menunggu perahu selanjutnya. Membutuhkan waktu kurang lebih 2 jam untuk sampai di pulau Pulau Pramuka, tapi saya sangat menikmati perjalanan tersebut. Cuaca waktu itu agak mendung, namun laut begitu tenang. Perjalanan ditemani semilir angin laut memang menyenangkan. Mulai dari situ saya mulai percaya bahwa negara ini adalah negara kepulaun. Sejauh mata memandang hanya ada laut dan pulau di sekeliling rute perjalanan kami. Dalam perjalanan itu pun saya melihat kehidupan makhluk lain di laut ini. Burung-burung laut seperti camar, bangau dan gagak turut menghiasai perjalanan ini. Saya kagum dengan perjuangan mereka untuk mencari makan di laut, bayangkan saja sarang mereka pasti ada di salah satu pulau, kemudian mereka terbang ke tengah laut untuk mencari 'nafkah', di tengah laut dimanakah mereka akan istirahat?? Jadi sebelum mendapatkan apa yang dicari mungkin burung itu akan terus terbang. Mereka tidak khawatir akan kehabisan ikan di laut, walaupun manusia dengan berbagai macam peralatannya telah begitu banyak mengambil ikan lebih dari yang mereka butuhkan.
Setelah 2 jam perjalanan yang menyenangkan, sampailah kami di Pulau Pramuka. Perahu yang kami tumpangi merapat di sebuah dermaga kecil, air lautnya jernih sekali sampai dasarnya pun kelihatan. Rombongan ikan-ikan kecil pun bergerombol seolah-olah menyambut kedatangan kami. Pulau pramuka merupakan pusat Administrasi Kabupaten Kepulauan Seribu. Infrastrukturnya terlihat cukup bagus. Di sana sudah ada RSUD, kantor Bupati, Mesjid yang megah dan sarana perkantoran lainnya. Tapi saya tidak melihat satupun mobil di sana, sarana transportasi utama di sana adalah perahu untuk menghubungkan satu pulau dengan pulau yang lainnya. Karena itu suasana di Pulau Pramuka begitu tenang, jauh sekali dengan suasana di Ibu Kota.
Sumber listrik di sana berasal dari PLTD, listrik di sana sangat terbatas. PLTD tersebut dinyalakan dari jam 4 sore sampai jam 7 pagi. Berbeda sekali dengan kita yang terbiasa mendapat listrik 24 jam sehari, non stop selama setahun. Dengan begitu kita bisa menyadari betapa pentingnya hemat energi. Air tawar pun sulit didapat,untuk minum hanya mengandalkan dari air minum kemasan. Air Tawar di sana sebagian besar diperoleh dari air hujan yang ditampung, kalaupun ada air tanah, masih terasa asin. Air tersebut hanya dipakai untuk mencuci saja.
Setelah shalat dzuhur, beristirahat dan makan siang di tempat penginapan kami pun berangkat ke Pulau Semak Daun untuk snorkeling dengan perahu sewaan. Pulau tersebut hanya pulau kecil yang tidak berpenghuni, namun area untuk snorkelingnya sangat luas. Kami agak sedikit kecewa dengan kondisi laut di sana. Banyak sekali sampah di pantainya. Menurut penduduk di sana sampah tersebut berasal dari pantai Jakarta yang terbawa angin sampai di sini. Tapi kekecewaan itu segera terobati dengan kondisi alam di dasar lautnya. Kami sangat menikmati snorkeling ini, bermain-main di pantainya dan tidak lupa poto-poto. Setelah puas berpoto ria (special thanks for Dhimas Bayu FK) kami pun pulang ke Pulau Pramuka, tapi dengan rute yang berbeda. Kami melewati Pulau Air yang katanya pulau pribadi. Ternyata 'view' di sini lebih indah, kiri kanan kami terdapat banyak pohon yang memberikan kesan kita sedang berada di sungai, lautnya bersih dan udaranya sejuk. Tapi sayang kami tidak bisa singgah. Sebelum ke pulau pramuka tidak lupa kami mampir di sebuah kafe yang menjual ikan segar untuk kami bakar pada malam harinya.
Sebelum maghrib, kami sudah berada di tempat penginapan. Waktu itu hujan sudah mulai turun. Setelah mandi dan membersihkan diri, kami bersiap-siap untuk makan malan dengan ikan bakar dan udang goreng tepung. Nikmat sekali menyantap hidangan rame-rame. Suasana kebersamaan begitu terasa saat itu. Walaupun hujan masih rintik-rintik kami mencoba jalan-jalan ke Dermaga. Malam hari anginnya besar sekali, jadi kami hanya sebentar di sana dan kembali ke tempat penginapan untuk beristirahat. Pagi harinya kami hanya berkeliling di Pulau Pramuka, dan tidak lupa mengunjungi tempat penangkaran penyu. Di sini kami lebih banyak poto-poto, mengabadikan berbagai macam momen yang tak terlupakan.
Sebelum dzuhur kami bersiap-siap pulang. Setelah membereskan semua perlengkapan, kami menuju dermaga untuk menunggu perahu menuju Pulau Jawa (tepatnya sih Muara Angke). Sambil menunggu perahu datang, kami berpencar mencari makan siang sambil mencari souvenir. Siang itu cuaca begitu cerah, namun anginnya juga cukup besar sehingga ombak di laut pun lumayan tinggi. Perahu yang ditunggu pun tiba, ada banyak robongan yang bersama dengan kami waktu itu. Perahu itu pun dalam sekejap penuh, banyak yang duduk di atas geladaknya. Masih di dermaga pun perahu sudah terasa tidak seimbang, maka beberapa penumpang yang duduk di atas disuruh duduk di bawah walaupun berdesak-desakan. Setelah dirasa agak seimbang berangkatlah perahu yang kami tumpangi. Baru berjalan sekitar 15 menit, perahu tersebut sudah terasa sangat tidak seimbang, hampir terbalik. Maka perahu itu kembali ke dermaga untuk mengurangi penumpang dan mengatur duduk para penumpang agar lebih seimbang.
Siang itu angin masih tetap kencang, dan kami pun tetap berangkat karena muatannya sudah dikurangi. Awalnya perjalanan lancar-lancar saja, walaupun masih miring-miring tapi tidak separah sebelumnya, mungkin hanya pengaruh dari gelombang laut karena angin yang kencang. Setelah sekitar setengah jam meninggalkan dermaga, mulailah perjalanan terasa sangat menegangkan. Di tengah laut, jauh dari pulau, gelombang laut semakin tinggi. Perahu miring ke kiri dan kanan sekitar 45 derajat setiap dihantam ombak. Bahkan mesin perahu hampir mati ketika ada gelombang besar sekali yang hampir membuat perahu kami terbalik. Dengan hati berdebar-debar dan bayangan perjalanan akan berakhir di sini, kami terus bertahan dalam perahu walaupun ada teman kami yang mabuk laut.
Setelah satu jam berlalu dengan suasana yang memacu adrenalin, akhirnya mulai muncul sedikit harapan. Pulau-pulau kecil mulai terlihat, gedung-gedung pencakar langit di pulau Jawa mulai bermunculan. Dalam pikiran kami kalo pun perahunya terbalik, setidaknya dekat dengan salah satu pulau. Alhamdulillah, perahu yang kami tumpangi terus melaju mendekati Muara Angke. Aroma 'harum' khas pasar ikan seakan-akan meyakinkan kami bahwa kami masih bernafas. Sore itu dengan di sambut tatapan keheranan para nelayan yang bersiap-siap mencari ikan di perahunya, Kami pun merapat di dermaga muara angke. Sangat lega rasanya bisa menjejakkan kaki lagi di tanah Pulau Jawa. Beberapa dari kami ada yang langsung menelepon keluarganya atau orang-orang terdekatnya untuk mengabari bahwa kita masih selamat. Segala puji bagiMu ya Allah, kami masih diberi kesempatan untuk menjejakkan kaki di darat.
all photos are courtesy of Dhimas Bayu FK
07 November 2008
Bandung, 3 hari Sebelum Lebaran
Wah, telat banget ya postingnya??? emang sih dari dulu juga jarang posting ini juga lagi ga ada ide. Tadi liat-liat poto di komputer ada ini, yah udah saya tulis sesuatu aja tentang ini..
Ini adalah acara buka bersama puasa di Bandung, tepatnya di Bumbu Desa, deket Istana Plaza. walaupun ga banyak yang hadir tapi cukup berkesan karena udah lama banget ga ketemu temen-temen yang sekarang udah pada mencar-mencar penempatannya. Di antara poto itu juga ada 'sepasang' temen saya yang mau berbahagia. Semoga dimudahkan segala sesuatunya sampai hari yang dinanti itu tiba kawan..
Sebenarnya ada momen berbahagia lainnya yang lebih baru dari ini, tapi karena saya ga ada potonya, jadi ga seru ceritanya kalo ga da potonya. Maklumlah, saya ga punya kamera jadi kalo mau, harus minta sana-sini. Susah banget ya minta poto juga, apa mungkin ga penting untuk ngirimin saya poto-poto itu.(Kadang-kadang ga nyaman ya, kalo merasa tidak diperhatikan)
Segini dulu ah, semoga lain kali ada poto yang lebih seru lagi untuk diceritakan..
16 October 2008
Cara Jitu Mengusir Serangga
Gak tau bner atau gak..gak ada salah dicoba....ramah lingkungan kok..
Ini info menarik, boleh dipraktekin di rumah...
Semut : takut rasa asam. Cara mengusirnya : Jeruk nipis segar kita belah jadi dua, peras dan teteskan pada sepanjang jalur yang dilalui semut. Juga oleskan bagian daging buah jeruk nipis pada jalur yang dilalui semut. Ini merupakan cara penanggulangan yang bebas racun, tanpa pencemaran dan aman!
Nyamuk : Aroma bawang putih yang pedas dan menyengat paling ditakuti oleh nyamuk. Bila ingin mengusir nyamuk, selain harus rajin membersihkan lingkungan, maka bila memungkinkan, cara terbaik adalah menanam bawang putih. Bila tidak, juga boleh dengan meletakkan bawang putih dalam k anto ng jaring dan gantunglah pada daerah yang banyak nyamuknya. Dalam kondisi demikian, nyamuk yang paling ganas pun tidak akan berani mendekat!
Kecoa : takut aroma harum. Untuk mengatasi kecoa yang paling suka sembunyi di dapur (biasanya dapur basah), maka kita ambil sabun batangan yang dipotong kecil-kecil. Kemudian potongan sabun ini kita letakkan di mangkok kecil (atau lainnya) yang diisi air bersih secukupnya, lalu mangkuk ini kita letakkan pada tempat di mana kecoa biasa muncul. Tak sampai beberapa hari, kecoa akan lenyap tanpa jejak. Tetapi harus rutin menambah air bersih dalam tempat sabun tadi, dengan demikian hasilnya baru bisa berlanjut.
NOTE: Bila ada anak kecil dalam rumah, maka harus waspada untuk menjaga keamanan; jangan sampai termakan!
Ini info menarik, boleh dipraktekin di rumah...
Semut : takut rasa asam. Cara mengusirnya : Jeruk nipis segar kita belah jadi dua, peras dan teteskan pada sepanjang jalur yang dilalui semut. Juga oleskan bagian daging buah jeruk nipis pada jalur yang dilalui semut. Ini merupakan cara penanggulangan yang bebas racun, tanpa pencemaran dan aman!
Nyamuk : Aroma bawang putih yang pedas dan menyengat paling ditakuti oleh nyamuk. Bila ingin mengusir nyamuk, selain harus rajin membersihkan lingkungan, maka bila memungkinkan, cara terbaik adalah menanam bawang putih. Bila tidak, juga boleh dengan meletakkan bawang putih dalam k anto ng jaring dan gantunglah pada daerah yang banyak nyamuknya. Dalam kondisi demikian, nyamuk yang paling ganas pun tidak akan berani mendekat!
Kecoa : takut aroma harum. Untuk mengatasi kecoa yang paling suka sembunyi di dapur (biasanya dapur basah), maka kita ambil sabun batangan yang dipotong kecil-kecil. Kemudian potongan sabun ini kita letakkan di mangkok kecil (atau lainnya) yang diisi air bersih secukupnya, lalu mangkuk ini kita letakkan pada tempat di mana kecoa biasa muncul. Tak sampai beberapa hari, kecoa akan lenyap tanpa jejak. Tetapi harus rutin menambah air bersih dalam tempat sabun tadi, dengan demikian hasilnya baru bisa berlanjut.
NOTE: Bila ada anak kecil dalam rumah, maka harus waspada untuk menjaga keamanan; jangan sampai termakan!
28 September 2008
Suatu Malam di kota Tandang
Di sinilah dia banyak menghabiskan masa kecilnya. Mulai dari kelas 1 SD sampai akhir SMP,di sebuah kota kecil yang tenang dan damai. Sebuah kota yang banyak memberikan pelajaran hidup,sebuah lingkungan yang mengajari arti kehidupan. Banyak hal yang dilalui di sini. Namun hal itu sudah tidak tampak lagi di sini. Ternyata materi banyak merubah kehidupan. Sekarang lingkungan di sini seolah tak peduli lagi dengan kesejatian. Orang-orang sekarang lebih banyak berlomba dalam hal keduniawian,suatu hal yang tidak abadi, tidak sejati.
08 September 2008
Menggerakkan Sektor Riil
Dibaca and boleh dilaksanakan, this is really good idea!....
1. Kalau beli majalah, jangan beli di dalam supermarket atau toko buku. Tetapi usahakan untuk membelinya dari kios pinggir jalan atau pun di lampu merah. Sehingga uang keuntungan akan masuk ke orang kecil.
2. Kalau beli sayur-sayuran, mungkin bisa beli di tukang sayur yang lewat di rumah daripada beli di supermarket. Kebanyakan dari kita tidak ada di rumah pada saat tukang sayur lewat, tetapi bisa juga kita titipkan dengan pembantu/tetangga. Agak lebih repot sedikit, tetapi uangnya akan masuk ke orang kecil.
3. Ada baiknya secara berkala, misalnya satu bulan sekali, kita panggil tukang nasi goreng/tukang sate yang lewat di depan rumah. Walaupun kita tidak terlalu ingin makan nasi goreng atau sate, tetapi boleh lah sekali-sekali membeli dagangan mereka.
4. Sering kita berjalan-jalan dan mendapati beberapa orang berjualan kue, misalnya kue pancong, kue ape, dsb. Belilah. Untuk kita uangnya tidak seberapa, tetapi untuk mereka akan sangat berguna. Tentu saja jangan keseringan, karena nanti kita juga bosen.
6. Untuk yang cowok -- mungkin jika tidak terlalu pusing sama model rambut, ada baiknya mulai potong rambut di barbershop ketimbang di salon. Lumayan bisa menolong mereka.
7. Kalo mo service ke bengkel,mendingan nggak ke dealer tapi ke bengkel umum/biasa.
8. Sebulan sekali gaji yang kita peroleh bisa kita sisihkan ke yatim atau janda janda tua atao orang yang berhak / yang membutuhkan.
9. Bagi yang punya mobil ada baiknya kita sewaktu waktu naik angkutan umum, kayak bis, mikrolet, bajai dan becak, buat nambah penghasilan mereka. Kalau di dalam mailing list ini ada 30 orang, rasanya uang yang turun ke bawah cukup lumayan. Jika kita beli nasi goreng seharga 4000 rupiah satu kali sebulan, maka uang yang kita "berikan" ke orang kecil sudah mencapai 120 ribu sebulan -- itu hanya dari urusan nasi goreng.
Jadi rasanya kalau kita membiasakan diri untuk melakukan ini, maka mudah-mudahan secara perlahan kita bisa menyeimbangkan distribusi uang ke bawah.
Apalagi jika Anda mau meneruskan usul ini. Atau jika itu terlalu muluk
-- paling tidak kita sudah memainkan peran kita untuk menolong orang kecil.
1. Kalau beli majalah, jangan beli di dalam supermarket atau toko buku. Tetapi usahakan untuk membelinya dari kios pinggir jalan atau pun di lampu merah. Sehingga uang keuntungan akan masuk ke orang kecil.
2. Kalau beli sayur-sayuran, mungkin bisa beli di tukang sayur yang lewat di rumah daripada beli di supermarket. Kebanyakan dari kita tidak ada di rumah pada saat tukang sayur lewat, tetapi bisa juga kita titipkan dengan pembantu/tetangga. Agak lebih repot sedikit, tetapi uangnya akan masuk ke orang kecil.
3. Ada baiknya secara berkala, misalnya satu bulan sekali, kita panggil tukang nasi goreng/tukang sate yang lewat di depan rumah. Walaupun kita tidak terlalu ingin makan nasi goreng atau sate, tetapi boleh lah sekali-sekali membeli dagangan mereka.
4. Sering kita berjalan-jalan dan mendapati beberapa orang berjualan kue, misalnya kue pancong, kue ape, dsb. Belilah. Untuk kita uangnya tidak seberapa, tetapi untuk mereka akan sangat berguna. Tentu saja jangan keseringan, karena nanti kita juga bosen.
6. Untuk yang cowok -- mungkin jika tidak terlalu pusing sama model rambut, ada baiknya mulai potong rambut di barbershop ketimbang di salon. Lumayan bisa menolong mereka.
7. Kalo mo service ke bengkel,mendingan nggak ke dealer tapi ke bengkel umum/biasa.
8. Sebulan sekali gaji yang kita peroleh bisa kita sisihkan ke yatim atau janda janda tua atao orang yang berhak / yang membutuhkan.
9. Bagi yang punya mobil ada baiknya kita sewaktu waktu naik angkutan umum, kayak bis, mikrolet, bajai dan becak, buat nambah penghasilan mereka. Kalau di dalam mailing list ini ada 30 orang, rasanya uang yang turun ke bawah cukup lumayan. Jika kita beli nasi goreng seharga 4000 rupiah satu kali sebulan, maka uang yang kita "berikan" ke orang kecil sudah mencapai 120 ribu sebulan -- itu hanya dari urusan nasi goreng.
Jadi rasanya kalau kita membiasakan diri untuk melakukan ini, maka mudah-mudahan secara perlahan kita bisa menyeimbangkan distribusi uang ke bawah.
Apalagi jika Anda mau meneruskan usul ini. Atau jika itu terlalu muluk
-- paling tidak kita sudah memainkan peran kita untuk menolong orang kecil.
28 August 2008
Orang Cerdas Senantiasa Mengingat Kematian
Setiap mahluk hidup pasti mati. Ini aksioma kehidupan yang diakui di Barat maupun Timur. Untuk mengetahui kadar kehidupan seseorang dan kadar ketahanan hidup mahluk hidup tidak memerlukan kecerdasan tinggi. Anak-anak juga tahu bahwa mati adalah sesuatu yang dialami orang atau mahluk hidup.
Hanya setiap orang sering alpa bahwa kematian senantiasa mengintai, bahwa batas waktu kita hidup di dunia sama sekali tidak diketahui.
Orang yang memiliki kesadaran akan batas-batas dalam kehidupan itulah yang disebut Rasullullah orang cerdas atau orang jenius.
الْكَيِّسُ مَنْ دَانَ نَفْسَهُ وَعَمِلَ لِمَا بَعْدَ الْمَوْتِ
“Orang yang cerdas ialah orang yang mengendalikan dirinya dan bekerja untuk kehidupan setelah kematian.” (HR Tirmidzi)
Maukah kita disebut orang jenius? Siapapun itu manusia sangat gembira kalau digolongkan orang yang memilki kecerdasan tinggi.
Dengan prinsip ini maka sadar akan waktu terakhir kehidupan di dunia ini menjadi bagian dari kecerdasan yang esensial dalam kehidupan. Sejarah telah mengajarkan Firaun yang mengaku Tuhan pun dan yang memerintahkan pembunuhan semua bayi laki-laki, akhirnya menelan kematian. Jejaknya bisa kita baca dan muminya bisa kita saksikan di Mesir.
قُلْ إِنَّ الْمَوْتَ الَّذِي تَفِرُّونَ مِنْهُ فَإِنَّهُ مُلَاقِيكُمْ ثُمَّ تُرَدُّونَ إِلَى عَالِمِ الْغَيْبِ
وَالشَّهَادَةِ فَيُنَبِّئُكُمْ بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُونَ
“Katakanlah, “Sesungguhnya kematian yang kamu lari daripadanya, maka sesungguhnya kematian itu akan menemui kamu, kemudian kamu akan dikembalikan kepada (Allah), yang mengetahui yang ghaib dan yang nyata, lalu Dia beritakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan.” (QS Al-Jumu’ah 8)
Peringatan ini mengharuskan kita senantiasa dalam keadaan sadar apakah sedang sibuk atau tidak, apakah mau tidur atau baru terbangun. Apakah sedang gembira atau sedih.
Semuanya diukur oleh kesadaran akan kematian.
dikutip dari sini
Hanya setiap orang sering alpa bahwa kematian senantiasa mengintai, bahwa batas waktu kita hidup di dunia sama sekali tidak diketahui.
Orang yang memiliki kesadaran akan batas-batas dalam kehidupan itulah yang disebut Rasullullah orang cerdas atau orang jenius.
الْكَيِّسُ مَنْ دَانَ نَفْسَهُ وَعَمِلَ لِمَا بَعْدَ الْمَوْتِ
“Orang yang cerdas ialah orang yang mengendalikan dirinya dan bekerja untuk kehidupan setelah kematian.” (HR Tirmidzi)
Maukah kita disebut orang jenius? Siapapun itu manusia sangat gembira kalau digolongkan orang yang memilki kecerdasan tinggi.
Dengan prinsip ini maka sadar akan waktu terakhir kehidupan di dunia ini menjadi bagian dari kecerdasan yang esensial dalam kehidupan. Sejarah telah mengajarkan Firaun yang mengaku Tuhan pun dan yang memerintahkan pembunuhan semua bayi laki-laki, akhirnya menelan kematian. Jejaknya bisa kita baca dan muminya bisa kita saksikan di Mesir.
قُلْ إِنَّ الْمَوْتَ الَّذِي تَفِرُّونَ مِنْهُ فَإِنَّهُ مُلَاقِيكُمْ ثُمَّ تُرَدُّونَ إِلَى عَالِمِ الْغَيْبِ
وَالشَّهَادَةِ فَيُنَبِّئُكُمْ بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُونَ
“Katakanlah, “Sesungguhnya kematian yang kamu lari daripadanya, maka sesungguhnya kematian itu akan menemui kamu, kemudian kamu akan dikembalikan kepada (Allah), yang mengetahui yang ghaib dan yang nyata, lalu Dia beritakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan.” (QS Al-Jumu’ah 8)
Peringatan ini mengharuskan kita senantiasa dalam keadaan sadar apakah sedang sibuk atau tidak, apakah mau tidur atau baru terbangun. Apakah sedang gembira atau sedih.
Semuanya diukur oleh kesadaran akan kematian.
dikutip dari sini
20 August 2008
The Story about where i come from
Akhir sebuah Perjalanan Panjang…
Hari itu, Rabu, 11 Juli 2001. Siswa-siswa terbaik utusan kabupaten/kota di seantero Jawa Barat beruntun berdatangan ke Asrama Yayasan Darmaloka. Paling tidak, kami merupakan para siswa yang memiliki NEM di atas 40,00. Memang kami datang ke Asrama tidak bareng, ada yang datang hari Selasa, Kamis, bahkan ketika MOSA (Masa Orientasi Siswa Asrama) berlangsung. Siswa pertama yang datang ke Asrama ini adalah Sanusi, perwakilan Majalengka. Sedang utusan terakhir yang tiba di sini adalah para siswa dari Indramayu, hari Minggu setelah MOSA. Maka pada saat itu, jadilah kami sebagai siswa Asrama Yayasan Darmaloka Angkatan ketujuh.
Kali pertama terbentuknya Angkatan Tujuh, terkumpullah 76 siswa terbaik se-Jawa Barat. Tetapi setelah MOSA (kami menyebutnya masa penggojlokan di Kawah Candradimuka), ada 4 siswa mengundurkan diri. Mereka adalah Indi Mahdi, Amropah, Iwa K dan Kusnandar. Maka, dengan komposisi 72 orang kami mengarungi liku-liku kehidupan Asrama. Sesuatu yang tak pernah kami bayangkan sebelumnya. Jauh dari keluarga dan tempat tinggal. Angkatan Tujuh mulai melangkah menapaki kehidupan berasrama dengan kesan yang indah. Ketika itu Bapak Pembina tepatnya Kapten (Purn.) H. Suryana Bastia menyatakan kebanggaannya kepada kami, Angkatan Tujuh. Karena ketika MOSA Angkatan Tujuh menunjukan kedisiplinan dan kekompakan yang luar biasa. Bahkan Bapak pembina berani memprediksi bahwa Angkatan Tujuh akan menjadi angkatan yang terbaik dan bisa membawa perubahan besar di Asrama.
Dan……Kebanggaan itu benar-benar terbukti. Angkatan Tujuh ternyata mempunyai segudang potensi dan bakat-bakat yang dapat dibanggakan. Ini juga ditopang dengan jumlah siswa yang banyak. Maka tidak heran jika ada anggapan Angkatan Tujuh sebagai angkatan kompleks. Belum genap dua bulan, Angkatan Tujuh sudah mempunyai tim bola voli dan sepak bola yang tangguh dan tak tertandingi pada masa itu. Juara Ligama (Liga Asrama) kami genggam. Bahkan tim ini sudah menjadi langganan masyarakat setempat untuk bertanding.
Selain itu, Angkatan Tujuh mencetak berbagai prestasi. Di antaranya, Juara I & III Olimpiade Komputer (Aries F), Juara II Story Telling (A. Latief J), Juara II Speech Contest (Saeful Anwar B), Juara II Quiz Contest UPI Bandung (Sanusi dan Saeful B.), Juara II Pidato se-Jawa Barat (Saprudin), Juara I Olimpiade Biologi (Burhanuddin), dan Juara I Siswa Teladan se-Kab.Bandung (Rhandy P.A.). Belum lagi Irfan Nurohim dan Agus Ghautsun yang sering jadi langganan juara Qiro’at dan Muadzin. Dan tidak hanya itu, masih banyak prestasi-prestasi Angkatan Tujuh lain yang membanggakan.
Di bidang olahraga tercatat nama Irvan Septian Z yang menggondol berbagai kejuaraan, mulai bidang atletik (Lari) sampai sepak bola, di antaranya Juara I & III Porkab, Juara II Porsenida, Juara II Tingkat Provinsi. Dan Dadi Permadi pun mencatatkan prestasinya di bidang olahraga tolak peluru.
Selain bakat dan prestasi di atas, Angkatan Tujuh juga mempunyai segudang bakat yang tetap eksis dan diakui. Ada pemusik, pelukis yang handal, ahli seni, debat hingga tukang ngabodor yang semuanya mempunyai keunikan tersendiri dan mewarnai Angkatan Tujuh.
Seiring perubahan waktu, Angkatan Tujuh pun mengalami berbagai perubahan. Ketika kelas I Angkatan Tujuh pernah dipimpin oleh dua orang ketua yaitu Sahid Santoso dan Ihsan Fauzan. Selesai Cawu satu, Fajar Iman, Deki Manpaluti dan Rian pindah sekolah. Dengan berat hati pula kami harus kehilangan tiga orang teman. Tak pelak lagi, komposisi Angkatan Tujuh kembali berubah.
Identitas pribadi pun mulai tampak pada Angkatan Tujuh. Berbagai pengalaman mengesankan terjadi ketika kami kelas satu. Entah itu karena kepolosan atau sikap kami yang terlalu berani, kami pernah mengadakan demo makan, karena sajian menu yang kurang ‘berkenan’. Kemudian menolak pelantikan pramuka yang diadakan kakak kelas kami dengan mengumpulkan tanda tangan “tak mau”. Sehingga berakibat suatu insiden yang kami sebut sebagai tragedi Mei dan tragedi Texmaco. Sampai-sampai karena ulah kami yang “balangor”, ketua umum pada waktu itu, Kang Kurnami, mengundurkan diri. Dan kami pun sempat “berdiskusi” dengan Pak Usep yang waktu itu menjabat sebagai kepala TU di Asrama kelas satu mengenai suatu hal “klasik”. Tapi di atas itu semua, sekali lagi kakak kelas kami tetap mengakui kekompakan dan kekritisan Angkatan Tujuh, walaupun dalam sudut pandang berbed
Menginjak kelas dua, kami mulai membuka lembaran baru. Maklum ketika itu kami sudah di panggil “akang” oleh kelas satu, dan kepengurusan OPA pun mulai dipegang oleh Angkatan Tujuh yang menobatkan saudara Jamaludin Al-Afgani sebagai ketua umum terpilih. Namun sayang, kami harus kehilangan bapak pembina yang kami cintai yaitu bapak Kadenun Hasan yang ‘dicoret’ dari jajaran pembina Asrama dengan alasan yang tidak kami ketahui. Menyusul pula Dede Koswara dan Kusnadi Sobari mengundurkan diri dari Asrama. Maka dengan jumlah 67 orang kami mulai menempuh perjalanan hidup sebagai kakak kelas, suatu pilihan hidup di Asrama yang menuntut kami untuk bertindak dan bersikap lebih dewasa dan menjadi teladan. Tapi rupanya, pilihan itu ‘menarik’ diri kami untuk terlibat beberapa sengketa dengan kakak kelas kami angkatan enam waktu itu. Kami menyebutnya insiden ruang makan.
Tahun ketiga di Asrama kami lakoni dengan aturan yang tidak begitu ketat. Pembina pun ‘agaknya’ memakluminya karena kami sudah kelas tiga. Tapi hal itu tidaklah begitu aneh bagi kami Angkatan Tujuh. Dan karena kelonggaran itulah kami dapat berinteraksi semakin akrab dengan masyarakat. Pada masa itu pula, Angkatan Tujuh berusaha merapatkan dan merekatkan kembali kebersamaan dan kekompakan yang mulai pudar seiring bergulirnya sang waktu.
Detik-detik terakhir tinggal di Asrama kami lalui dengan suka cita. Berat bagi Angkatan Tujuh untuk berpisah. Tapi walaupun begitu perpisahan tidak dapat dielakkan karena bagaimanapun juga kami masih mempunyai segudang harapan dan cita-cita untuk menyongsong masa depan. Puncak dari itu semua, Angkatan Tujuh mengadakan acara makan bersama dan maaf-maafan setelah UAN. Pengalaman yang mengharukan bagi kami karena pada saat itu pula kami berikrar untuk menjadi saudara dan saling mengikhlaskan. Ditambah pula dengan teman kami Sani Mogalana yang ‘kesurupan’ dan membuat kami sedikit panik.
Satu hal yang paling fenomenal bagi kami Angkatan Tujuh adalah julukan “Angkuh”. Sebutan itu diabadikan oleh kami Angkatan Tujuh karena setiap kali bapak pembina marah, beliau selalu menyebut kami orang-orang yang ‘angkuh’ dan sombong. Jadilah angkuh itu plesetan dari Angkatan Tujuh.
Memang banyak sorotan yang tidak berkenan bagi Angkuh. Tapi dibalik itu semua, Angkuh tetap menjadi pembaharu bagi Asrama dengan ide-ide kreatifnya. Tiga tahun bukanlah waktu yang lama untuk mengukir sebuah kenangan dan bukan pula waktu yang sebentar untuk mengenal arti hidup. Angkuh selalu berusaha untuk menjadi kebanggaan semua.
Angkuh telah menorehkan catatan indah di Asrama dalam perjalanan panjangnya. Dan akhir dari sebuah perjalanan panjang itu kini telah tiba.
taken from www.rakyat-angkuh.com
Hari itu, Rabu, 11 Juli 2001. Siswa-siswa terbaik utusan kabupaten/kota di seantero Jawa Barat beruntun berdatangan ke Asrama Yayasan Darmaloka. Paling tidak, kami merupakan para siswa yang memiliki NEM di atas 40,00. Memang kami datang ke Asrama tidak bareng, ada yang datang hari Selasa, Kamis, bahkan ketika MOSA (Masa Orientasi Siswa Asrama) berlangsung. Siswa pertama yang datang ke Asrama ini adalah Sanusi, perwakilan Majalengka. Sedang utusan terakhir yang tiba di sini adalah para siswa dari Indramayu, hari Minggu setelah MOSA. Maka pada saat itu, jadilah kami sebagai siswa Asrama Yayasan Darmaloka Angkatan ketujuh.
Kali pertama terbentuknya Angkatan Tujuh, terkumpullah 76 siswa terbaik se-Jawa Barat. Tetapi setelah MOSA (kami menyebutnya masa penggojlokan di Kawah Candradimuka), ada 4 siswa mengundurkan diri. Mereka adalah Indi Mahdi, Amropah, Iwa K dan Kusnandar. Maka, dengan komposisi 72 orang kami mengarungi liku-liku kehidupan Asrama. Sesuatu yang tak pernah kami bayangkan sebelumnya. Jauh dari keluarga dan tempat tinggal. Angkatan Tujuh mulai melangkah menapaki kehidupan berasrama dengan kesan yang indah. Ketika itu Bapak Pembina tepatnya Kapten (Purn.) H. Suryana Bastia menyatakan kebanggaannya kepada kami, Angkatan Tujuh. Karena ketika MOSA Angkatan Tujuh menunjukan kedisiplinan dan kekompakan yang luar biasa. Bahkan Bapak pembina berani memprediksi bahwa Angkatan Tujuh akan menjadi angkatan yang terbaik dan bisa membawa perubahan besar di Asrama.
Dan……Kebanggaan itu benar-benar terbukti. Angkatan Tujuh ternyata mempunyai segudang potensi dan bakat-bakat yang dapat dibanggakan. Ini juga ditopang dengan jumlah siswa yang banyak. Maka tidak heran jika ada anggapan Angkatan Tujuh sebagai angkatan kompleks. Belum genap dua bulan, Angkatan Tujuh sudah mempunyai tim bola voli dan sepak bola yang tangguh dan tak tertandingi pada masa itu. Juara Ligama (Liga Asrama) kami genggam. Bahkan tim ini sudah menjadi langganan masyarakat setempat untuk bertanding.
Selain itu, Angkatan Tujuh mencetak berbagai prestasi. Di antaranya, Juara I & III Olimpiade Komputer (Aries F), Juara II Story Telling (A. Latief J), Juara II Speech Contest (Saeful Anwar B), Juara II Quiz Contest UPI Bandung (Sanusi dan Saeful B.), Juara II Pidato se-Jawa Barat (Saprudin), Juara I Olimpiade Biologi (Burhanuddin), dan Juara I Siswa Teladan se-Kab.Bandung (Rhandy P.A.). Belum lagi Irfan Nurohim dan Agus Ghautsun yang sering jadi langganan juara Qiro’at dan Muadzin. Dan tidak hanya itu, masih banyak prestasi-prestasi Angkatan Tujuh lain yang membanggakan.
Di bidang olahraga tercatat nama Irvan Septian Z yang menggondol berbagai kejuaraan, mulai bidang atletik (Lari) sampai sepak bola, di antaranya Juara I & III Porkab, Juara II Porsenida, Juara II Tingkat Provinsi. Dan Dadi Permadi pun mencatatkan prestasinya di bidang olahraga tolak peluru.
Selain bakat dan prestasi di atas, Angkatan Tujuh juga mempunyai segudang bakat yang tetap eksis dan diakui. Ada pemusik, pelukis yang handal, ahli seni, debat hingga tukang ngabodor yang semuanya mempunyai keunikan tersendiri dan mewarnai Angkatan Tujuh.
Seiring perubahan waktu, Angkatan Tujuh pun mengalami berbagai perubahan. Ketika kelas I Angkatan Tujuh pernah dipimpin oleh dua orang ketua yaitu Sahid Santoso dan Ihsan Fauzan. Selesai Cawu satu, Fajar Iman, Deki Manpaluti dan Rian pindah sekolah. Dengan berat hati pula kami harus kehilangan tiga orang teman. Tak pelak lagi, komposisi Angkatan Tujuh kembali berubah.
Identitas pribadi pun mulai tampak pada Angkatan Tujuh. Berbagai pengalaman mengesankan terjadi ketika kami kelas satu. Entah itu karena kepolosan atau sikap kami yang terlalu berani, kami pernah mengadakan demo makan, karena sajian menu yang kurang ‘berkenan’. Kemudian menolak pelantikan pramuka yang diadakan kakak kelas kami dengan mengumpulkan tanda tangan “tak mau”. Sehingga berakibat suatu insiden yang kami sebut sebagai tragedi Mei dan tragedi Texmaco. Sampai-sampai karena ulah kami yang “balangor”, ketua umum pada waktu itu, Kang Kurnami, mengundurkan diri. Dan kami pun sempat “berdiskusi” dengan Pak Usep yang waktu itu menjabat sebagai kepala TU di Asrama kelas satu mengenai suatu hal “klasik”. Tapi di atas itu semua, sekali lagi kakak kelas kami tetap mengakui kekompakan dan kekritisan Angkatan Tujuh, walaupun dalam sudut pandang berbed
Menginjak kelas dua, kami mulai membuka lembaran baru. Maklum ketika itu kami sudah di panggil “akang” oleh kelas satu, dan kepengurusan OPA pun mulai dipegang oleh Angkatan Tujuh yang menobatkan saudara Jamaludin Al-Afgani sebagai ketua umum terpilih. Namun sayang, kami harus kehilangan bapak pembina yang kami cintai yaitu bapak Kadenun Hasan yang ‘dicoret’ dari jajaran pembina Asrama dengan alasan yang tidak kami ketahui. Menyusul pula Dede Koswara dan Kusnadi Sobari mengundurkan diri dari Asrama. Maka dengan jumlah 67 orang kami mulai menempuh perjalanan hidup sebagai kakak kelas, suatu pilihan hidup di Asrama yang menuntut kami untuk bertindak dan bersikap lebih dewasa dan menjadi teladan. Tapi rupanya, pilihan itu ‘menarik’ diri kami untuk terlibat beberapa sengketa dengan kakak kelas kami angkatan enam waktu itu. Kami menyebutnya insiden ruang makan.
Tahun ketiga di Asrama kami lakoni dengan aturan yang tidak begitu ketat. Pembina pun ‘agaknya’ memakluminya karena kami sudah kelas tiga. Tapi hal itu tidaklah begitu aneh bagi kami Angkatan Tujuh. Dan karena kelonggaran itulah kami dapat berinteraksi semakin akrab dengan masyarakat. Pada masa itu pula, Angkatan Tujuh berusaha merapatkan dan merekatkan kembali kebersamaan dan kekompakan yang mulai pudar seiring bergulirnya sang waktu.
Detik-detik terakhir tinggal di Asrama kami lalui dengan suka cita. Berat bagi Angkatan Tujuh untuk berpisah. Tapi walaupun begitu perpisahan tidak dapat dielakkan karena bagaimanapun juga kami masih mempunyai segudang harapan dan cita-cita untuk menyongsong masa depan. Puncak dari itu semua, Angkatan Tujuh mengadakan acara makan bersama dan maaf-maafan setelah UAN. Pengalaman yang mengharukan bagi kami karena pada saat itu pula kami berikrar untuk menjadi saudara dan saling mengikhlaskan. Ditambah pula dengan teman kami Sani Mogalana yang ‘kesurupan’ dan membuat kami sedikit panik.
Satu hal yang paling fenomenal bagi kami Angkatan Tujuh adalah julukan “Angkuh”. Sebutan itu diabadikan oleh kami Angkatan Tujuh karena setiap kali bapak pembina marah, beliau selalu menyebut kami orang-orang yang ‘angkuh’ dan sombong. Jadilah angkuh itu plesetan dari Angkatan Tujuh.
Memang banyak sorotan yang tidak berkenan bagi Angkuh. Tapi dibalik itu semua, Angkuh tetap menjadi pembaharu bagi Asrama dengan ide-ide kreatifnya. Tiga tahun bukanlah waktu yang lama untuk mengukir sebuah kenangan dan bukan pula waktu yang sebentar untuk mengenal arti hidup. Angkuh selalu berusaha untuk menjadi kebanggaan semua.
Angkuh telah menorehkan catatan indah di Asrama dalam perjalanan panjangnya. Dan akhir dari sebuah perjalanan panjang itu kini telah tiba.
taken from www.rakyat-angkuh.com
05 August 2008
Pengemis Buta dan Rasulullah SAW
Di sudut pasar Madinah ada seorang pengemis Yahudi buta yang setiap harinya selalu berkata kepada setiap orang yang mendekatinya, Wahai saudaraku, jangan dekati Muhammad, dia itu orang gila, dia itu pembohong, dia itu tukang sihir, apabila kalian mendekatinya maka kalian akan dipengaruhinya.
Namun, setiap pagi Muhammad Rasulullah SAW mendatanginya dengan membawakan makanan, dan tanpa berucap sepatah kata pun Rasulullah SAW menyuapkan makanan yang dibawanya kepada pengemis itu sedangkan pengemis itu tidak mengetahui bahwa yang menyuapinya itu adalah Rasulullah SAW. Rasulullah SAW melakukan hal ini setiap hari sampai beliau wafat.
Setelah wafatnya Rasulullah SAW, tidak ada lagi orang yang membawakan makanan setiap pagi kepada pengemis Yahudi buta itu. Suatu hari sahabat terdekat Rasulullah SAW yakni Abubakar RA berkunjung ke rumah anaknya Aisyah RA yang tidak lain tidak bukan merupakan isteri Rasulullah SAW dan beliau bertanya kepada anaknya itu, "Anakku, adakah kebiasaan kekasihku yang belum aku kerjakan?"
Aisyah RA menjawab,Wahai ayah, engkau adalah seorang ahli sunnah dan hampir tidak ada satu kebiasaannya pun yang belum ayah lakukan kecuali satu saja. "Apakah Itu?", tanya Abubakar RA. "Setiap pagi Rasulullah SAW selalu pergi ke ujung pasar dengan membawakan makanan untuk seorang pengemis Yahudi buta yang ada disana", kata Aisyah RA.
Keesokan harinya Abubakar RA pergi ke pasar dengan membawa makanan untuk diberikan kepada pengemis itu. Abubakar RA mendatangi pengemis itu lalu memberikan makanan itu kepadanya.Ketika Abubakar RA mulai menyuapinya, si pengemis marah sambil menghardik, "Siapakah kamu?" Abubakar RA menjawab,"Aku orang yang biasa"(mendatangi engkau).
"Bukan! Engkau bukan orang yang biasa mendatangiku" ,bantah si pengemis buta itu.
"Apabila ia datang kepadaku tidak susah tangan ini memegang dan tidak susah mulut ini mengunyah. Orang yang biasa mendatangiku itu selalu menyuapiku, tapi terlebih dahulu dihaluskannya makanan tersebut, setelah itu ia berikan padaku" ,pengemis itu melanjutkan perkataannya.
Abubakar RA tidak dapat menahan air matanya, ia menangis sambil berkata kepada pengemis itu,"Aku memang bukan orang yang biasa datang padamu. Aku adalah salah seorang dari sahabatnya, orang yang mulia itu telah tiada. Ia adalah Muhammad Rasulullah SAW."
Seketika itu juga pengemis itu pun menangis mendengar penjelasan Abubakar RA, dan kemudian berkata, "Benarkah demikian? Selama ini aku selalu menghinanya, memfitnahnya, ia tidak pernah memarahiku sedikitpun, ia mendatangiku dengan membawa makanan setiap pagi, ia begitu mulia...."
Pengemis Yahudi buta tersebut akhirnya bersyahadat di hadapan Abubakar RA saat itu juga dan sejak hari itu menjadi muslim.
Nah, wahai saudaraku, bisakah kita meneladani kemuliaan akhlaq Rasulullah SAW?
Atau adakah setidaknya niatan untuk meneladani beliau? Beliau adalah ahsanul akhlaq, semulia-mulia akhlaq.
Kalaupun tidak bisa kita meneladani beliau seratus persen, alangkah baiknya kita berusaha meneladani sedikit demi sedikit, kita mulai dari apa yang kita sanggup melakukannya.
Sadaqah Jariah salah satu dari nya mudah dilakukan, pahalanya?
MasyaAllah.. ..macam meter taxi...jalan terus.
Sadaqah Jariah - Kebajikan yang tak berakhir.
1. Berikan al-Quran pada seseorang, dan setiap dibaca, Anda mendapatkan hasanah.
2. Sumbangkan kursi roda ke RS dan setiap orang sakit menggunakannya, Anda dapat hasanah.
4. Bantu pendidikan seorang anak.
5. Ajarkan seseorang sebuah do'a. Pada setiap bacaan do'a itu, Anda dapat hasanah.
6. Bagi CD Quran atau Do'a.
7. Terlibat dalam pembangunan sebuah mesjid.
8. Tempatkan pendingin air di tempat umum.
9. Tanam sebuah pohon. Setiap seseorang atau binatang berlindung dibawahnya, Anda dapat hasanah.
Aminnnnnn...
Namun, setiap pagi Muhammad Rasulullah SAW mendatanginya dengan membawakan makanan, dan tanpa berucap sepatah kata pun Rasulullah SAW menyuapkan makanan yang dibawanya kepada pengemis itu sedangkan pengemis itu tidak mengetahui bahwa yang menyuapinya itu adalah Rasulullah SAW. Rasulullah SAW melakukan hal ini setiap hari sampai beliau wafat.
Setelah wafatnya Rasulullah SAW, tidak ada lagi orang yang membawakan makanan setiap pagi kepada pengemis Yahudi buta itu. Suatu hari sahabat terdekat Rasulullah SAW yakni Abubakar RA berkunjung ke rumah anaknya Aisyah RA yang tidak lain tidak bukan merupakan isteri Rasulullah SAW dan beliau bertanya kepada anaknya itu, "Anakku, adakah kebiasaan kekasihku yang belum aku kerjakan?"
Aisyah RA menjawab,Wahai ayah, engkau adalah seorang ahli sunnah dan hampir tidak ada satu kebiasaannya pun yang belum ayah lakukan kecuali satu saja. "Apakah Itu?", tanya Abubakar RA. "Setiap pagi Rasulullah SAW selalu pergi ke ujung pasar dengan membawakan makanan untuk seorang pengemis Yahudi buta yang ada disana", kata Aisyah RA.
Keesokan harinya Abubakar RA pergi ke pasar dengan membawa makanan untuk diberikan kepada pengemis itu. Abubakar RA mendatangi pengemis itu lalu memberikan makanan itu kepadanya.Ketika Abubakar RA mulai menyuapinya, si pengemis marah sambil menghardik, "Siapakah kamu?" Abubakar RA menjawab,"Aku orang yang biasa"(mendatangi engkau).
"Bukan! Engkau bukan orang yang biasa mendatangiku" ,bantah si pengemis buta itu.
"Apabila ia datang kepadaku tidak susah tangan ini memegang dan tidak susah mulut ini mengunyah. Orang yang biasa mendatangiku itu selalu menyuapiku, tapi terlebih dahulu dihaluskannya makanan tersebut, setelah itu ia berikan padaku" ,pengemis itu melanjutkan perkataannya.
Abubakar RA tidak dapat menahan air matanya, ia menangis sambil berkata kepada pengemis itu,"Aku memang bukan orang yang biasa datang padamu. Aku adalah salah seorang dari sahabatnya, orang yang mulia itu telah tiada. Ia adalah Muhammad Rasulullah SAW."
Seketika itu juga pengemis itu pun menangis mendengar penjelasan Abubakar RA, dan kemudian berkata, "Benarkah demikian? Selama ini aku selalu menghinanya, memfitnahnya, ia tidak pernah memarahiku sedikitpun, ia mendatangiku dengan membawa makanan setiap pagi, ia begitu mulia...."
Pengemis Yahudi buta tersebut akhirnya bersyahadat di hadapan Abubakar RA saat itu juga dan sejak hari itu menjadi muslim.
Nah, wahai saudaraku, bisakah kita meneladani kemuliaan akhlaq Rasulullah SAW?
Atau adakah setidaknya niatan untuk meneladani beliau? Beliau adalah ahsanul akhlaq, semulia-mulia akhlaq.
Kalaupun tidak bisa kita meneladani beliau seratus persen, alangkah baiknya kita berusaha meneladani sedikit demi sedikit, kita mulai dari apa yang kita sanggup melakukannya.
Sadaqah Jariah salah satu dari nya mudah dilakukan, pahalanya?
MasyaAllah.. ..macam meter taxi...jalan terus.
Sadaqah Jariah - Kebajikan yang tak berakhir.
1. Berikan al-Quran pada seseorang, dan setiap dibaca, Anda mendapatkan hasanah.
2. Sumbangkan kursi roda ke RS dan setiap orang sakit menggunakannya, Anda dapat hasanah.
4. Bantu pendidikan seorang anak.
5. Ajarkan seseorang sebuah do'a. Pada setiap bacaan do'a itu, Anda dapat hasanah.
6. Bagi CD Quran atau Do'a.
7. Terlibat dalam pembangunan sebuah mesjid.
8. Tempatkan pendingin air di tempat umum.
9. Tanam sebuah pohon. Setiap seseorang atau binatang berlindung dibawahnya, Anda dapat hasanah.
Aminnnnnn...
15 July 2008
1 Tamparan untuk Menjawab 3 Pertanyaan
Ada seorang pemuda yang lama sekolah di luar negeri, kembali ke tanah air. Sesampainya di rumah ia meminta kepada orang tuanya untuk mencari seorang guru agama, kiyai atau siapa saja yang bisa menjawab 3 pertanyaannya. Akhirnya orang tua pemuda itu mendapatkan orang tersebut, seorang Kiyai.
Pemuda : Anda siapa Dan apakah bisa menjawab pertanyaan-pertanyaan saya?
Kiyai : Saya hamba Allah dan dengan izin-Nya maka saya akan menjawab pertanyaan anda.
Pemuda : Anda yakin? Sedangkan Profesor dan ramai orang yang pintar tidak mampu menjawab pertanyaan saya.
Kiyai : Saya akan mencoba sejauh kemampuan saya.
Pemuda : Saya ada 3 pertanyaan:
1.Kalau memang Allah itu ada,tunjukan wujud Allah kepada saya
2.Apakah yang dinamakan takdir
3.Kalau syaitan diciptakan dari api kenapa dimasukan ke neraka yang dibuat dari api, tentu tidak menyakitkan buat syaitan. Sebab mereka memiliki unsur yang sama. Apakah Allah tidak pernah berfikir sejauh itu?
Tiba-tiba Kyai tersebut menampar pipi pemuda tadi dengan keras.
Pemuda : (Sambil menahan sakit) Kenapa anda marah kepada saya?
Kiyai : Saya tidak marah...Tamparan itu adalah jawaban saya atas 3 pertanyaan yang anda ajukan kepada saya.
Pemuda : Saya sungguh-sungguh tidak mengerti.
Kiyai : Bagaimana rasanya tamparan Saya?
Pemuda : Tentu saja saya merasakan sakit.
Kiyai : Jadi anda percaya bahawa sakit itu ada?
Pemuda : Ya!
Kiyai : Tunjukan pada saya wujud sakit itu!
Pemuda : Saya tidak bisa.
Kiyai : Itulah jawaban pertanyaan pertama...kita semua merasakan kewujudan Tuhan tanpa mampu melihat wujudnya.
Kiyai : Apakah tadi malam anda bermimpi akan ditampar oleh saya?
Pemuda : Tidak.
Kiyai : Apakah pernah terfikir oleh anda akan menerima tamparan dari Saya hari ini?
Pemuda : Tidak
Kiyai : Itulah yang dinamakan TAKDIR
Kiyai : Terbuat dari apa tangan yang Saya gunakan untuk menampar anda?
Pemuda : Kulit.
Kiyai : Terbuat dari apa pipi anda?
Pemuda : Kulit
Kiyai : Bagaimana rasanya tamparan Saya?
Pemuda : Sakit
Kiyai : Walaupun syaitan dijadikan dari api dan neraka juga terbuat dari api, jika Allah menghendaki maka neraka akan menjadi tempat yang menyakitkan untuk syaitan.
Pemuda : Anda siapa Dan apakah bisa menjawab pertanyaan-pertanyaan saya?
Kiyai : Saya hamba Allah dan dengan izin-Nya maka saya akan menjawab pertanyaan anda.
Pemuda : Anda yakin? Sedangkan Profesor dan ramai orang yang pintar tidak mampu menjawab pertanyaan saya.
Kiyai : Saya akan mencoba sejauh kemampuan saya.
Pemuda : Saya ada 3 pertanyaan:
1.Kalau memang Allah itu ada,tunjukan wujud Allah kepada saya
2.Apakah yang dinamakan takdir
3.Kalau syaitan diciptakan dari api kenapa dimasukan ke neraka yang dibuat dari api, tentu tidak menyakitkan buat syaitan. Sebab mereka memiliki unsur yang sama. Apakah Allah tidak pernah berfikir sejauh itu?
Tiba-tiba Kyai tersebut menampar pipi pemuda tadi dengan keras.
Pemuda : (Sambil menahan sakit) Kenapa anda marah kepada saya?
Kiyai : Saya tidak marah...Tamparan itu adalah jawaban saya atas 3 pertanyaan yang anda ajukan kepada saya.
Pemuda : Saya sungguh-sungguh tidak mengerti.
Kiyai : Bagaimana rasanya tamparan Saya?
Pemuda : Tentu saja saya merasakan sakit.
Kiyai : Jadi anda percaya bahawa sakit itu ada?
Pemuda : Ya!
Kiyai : Tunjukan pada saya wujud sakit itu!
Pemuda : Saya tidak bisa.
Kiyai : Itulah jawaban pertanyaan pertama...kita semua merasakan kewujudan Tuhan tanpa mampu melihat wujudnya.
Kiyai : Apakah tadi malam anda bermimpi akan ditampar oleh saya?
Pemuda : Tidak.
Kiyai : Apakah pernah terfikir oleh anda akan menerima tamparan dari Saya hari ini?
Pemuda : Tidak
Kiyai : Itulah yang dinamakan TAKDIR
Kiyai : Terbuat dari apa tangan yang Saya gunakan untuk menampar anda?
Pemuda : Kulit.
Kiyai : Terbuat dari apa pipi anda?
Pemuda : Kulit
Kiyai : Bagaimana rasanya tamparan Saya?
Pemuda : Sakit
Kiyai : Walaupun syaitan dijadikan dari api dan neraka juga terbuat dari api, jika Allah menghendaki maka neraka akan menjadi tempat yang menyakitkan untuk syaitan.
02 July 2008
Mengapa Kita harus baca Al-Qur'an
Mengapa harus baca Alqur'an walaupun tidak mengerti artinya
*Suatu cerita yang indah: *
Seorang Muslim tua, Amerika bertahan hidup di suatu perkebunan di suatu pegunungan sebelah timur Negara bagian Kentucky dengan cucu lelakinya yg masih muda. Setiap pagi Kakek bangun lebih awal dan membaca Quran di meja makan di dapurnya. Cucu lelaki nya ingin sekali menjadi seperti kakeknya dan mencoba untuk menirunya dalam cara apapun semampunya.
*Suatu hari sang cucu nya bertanya,
" Kakek! Aku mencoba untuk membaca Qur'An seperti yang kamu lakukan tetapi aku tidak memahaminya, dan apa yang aku pahami aku lupakan secepat aku menutup buku. Apa sih kebaikan dari membaca Qur'An? Dengan tenang sang Kakek dengan meletakkan batubara
di dasar keranjang, memutar sambil melobangi keranjang nya ia menjawab,
"Bawa keranjang batubara ini ke sungai dan bawa kemari lagi penuhi dengan air." Maka sang cucu melakukan seperti yang diperintahkan kakek, tetapi semua air habis menetes sebelum tiba di depan rumahnya.
*Kakek tertawa dan berkata,
"Lain kali kamu harus melakukukannya lebih cepat lagi,"
Maka ia menyuruh cucunya kembali ke sungai dengan keranjang tsb untuk dicoba lagi. Sang cucu berlari lebih cepat, tetapi tetap, lagi2 keranjangnya kosong sebelum ia tiba di depan rumah. Dengan terengah-engah, ia berkata kepada kakek nya bahwa mustahil membawa air dari sungai dengan keranjang yang sudah dibolongi, maka sang cucu mengambil ember sebagai gantinya.
Sang kakek berkata,
" Aku tidak mau ember itu; aku hanya mau keranjang batubara itu. Ayolah, usaha kamu kurang cukup," maka sang kakek pergi ke luar pintu untuk mengamati usaha cucu laki-lakinya itu. Cucu nya yakin sekali bahwa hal itu mustahil, tetapi ia tetap ingin menunjukkan kepada kakek nya, biar sekalipun ia berlari secepat-cepatnya, air tetap akan bocor keluar sebelum ia sampai ke rumah.
Sekali lagi sang cucu mengambil air ke dalam sungai dan berlari sekuat tenaga menghampiri kakek, tetapi ketika ia sampai didepan kakek keranjang sudah kosong lagi. Sambil terengah-engah ia berkata,
"Lihat Kek, percuma!"
"Jadi kamu pikir percuma?" Jawab kakek.
Kakek berkata,"Lihatlah keranjangnya."
Sang cucu menurut, melihat ke dalam keranjangnya dan untuk pertama kalinya menyadari bahwa keranjang itu sekarang berbeda. Keranjang itu telah berubah dari keranjang batubara yang tua kotor dan kini bersih, luar dalam.
"Cucuku, hal itulah yang terjadi ketika kamu membaca Qur'An. Kamu tidak bisa memahami atau ingat segalanya, tetapi ketika kamu membaca nya lagi, kamu akan berubah, luar dalam.Itu adalah karunia dari Allah di dalam hidup kita."
*Suatu cerita yang indah: *
Seorang Muslim tua, Amerika bertahan hidup di suatu perkebunan di suatu pegunungan sebelah timur Negara bagian Kentucky dengan cucu lelakinya yg masih muda. Setiap pagi Kakek bangun lebih awal dan membaca Quran di meja makan di dapurnya. Cucu lelaki nya ingin sekali menjadi seperti kakeknya dan mencoba untuk menirunya dalam cara apapun semampunya.
*Suatu hari sang cucu nya bertanya,
" Kakek! Aku mencoba untuk membaca Qur'An seperti yang kamu lakukan tetapi aku tidak memahaminya, dan apa yang aku pahami aku lupakan secepat aku menutup buku. Apa sih kebaikan dari membaca Qur'An? Dengan tenang sang Kakek dengan meletakkan batubara
di dasar keranjang, memutar sambil melobangi keranjang nya ia menjawab,
"Bawa keranjang batubara ini ke sungai dan bawa kemari lagi penuhi dengan air." Maka sang cucu melakukan seperti yang diperintahkan kakek, tetapi semua air habis menetes sebelum tiba di depan rumahnya.
*Kakek tertawa dan berkata,
"Lain kali kamu harus melakukukannya lebih cepat lagi,"
Maka ia menyuruh cucunya kembali ke sungai dengan keranjang tsb untuk dicoba lagi. Sang cucu berlari lebih cepat, tetapi tetap, lagi2 keranjangnya kosong sebelum ia tiba di depan rumah. Dengan terengah-engah, ia berkata kepada kakek nya bahwa mustahil membawa air dari sungai dengan keranjang yang sudah dibolongi, maka sang cucu mengambil ember sebagai gantinya.
Sang kakek berkata,
" Aku tidak mau ember itu; aku hanya mau keranjang batubara itu. Ayolah, usaha kamu kurang cukup," maka sang kakek pergi ke luar pintu untuk mengamati usaha cucu laki-lakinya itu. Cucu nya yakin sekali bahwa hal itu mustahil, tetapi ia tetap ingin menunjukkan kepada kakek nya, biar sekalipun ia berlari secepat-cepatnya, air tetap akan bocor keluar sebelum ia sampai ke rumah.
Sekali lagi sang cucu mengambil air ke dalam sungai dan berlari sekuat tenaga menghampiri kakek, tetapi ketika ia sampai didepan kakek keranjang sudah kosong lagi. Sambil terengah-engah ia berkata,
"Lihat Kek, percuma!"
"Jadi kamu pikir percuma?" Jawab kakek.
Kakek berkata,"Lihatlah keranjangnya."
Sang cucu menurut, melihat ke dalam keranjangnya dan untuk pertama kalinya menyadari bahwa keranjang itu sekarang berbeda. Keranjang itu telah berubah dari keranjang batubara yang tua kotor dan kini bersih, luar dalam.
"Cucuku, hal itulah yang terjadi ketika kamu membaca Qur'An. Kamu tidak bisa memahami atau ingat segalanya, tetapi ketika kamu membaca nya lagi, kamu akan berubah, luar dalam.Itu adalah karunia dari Allah di dalam hidup kita."
Apa yang kita Sombongkan??
Seorang pria yang bertamu ke rumah Sang Guru tertegun keheranan. Dia melihat Sang Guru sedang sibuk bekerja , ia mengangkuti air dengan ember dan menyikat lantai rumahnya keras-keras. Keringatnya bercucuran deras.Menyaksikan keganjilan ini orang itu bertanya,
"Apa yang sedang Anda lakukan?"
Sang Guru menjawab,
"Tadi saya kedatangan serombongan tamu yang meminta nasihat. Saya memberikan banyak nasihat yang bermanfaat bagi mereka. Mereka pun tampak puas sekali.Namun, setelah mereka pulang tiba-tiba saya merasa menjadi orang yang hebat. Kesombongan saya mulai bermunculan. Karena itu, saya melakukan ini untuk membunuh perasaan sombong saya."
Sombong adalah penyakit yang sering menghinggapi kita semua, yang benih-benihnya terlalu kerap muncul tanpa kita sadari.
Di tingkat terbawah, sombong disebabkanoleh faktor materi. Kita merasa lebih kaya, lebih rupawan, dan lebih terhormat dari pada orang lain.
Di tingkat kedua, sombong disebabkan oleh faktor kecerdasan. Kita merasa lebih pintar, lebih kompeten,dan lebih berwawasan dibandingkan orang lain.
Di tingkat ketiga, sombong disebabkan oleh faktor kebaikan. Kita sering menganggap diri kita lebih bermoral, lebih pemurah, dan lebih tulus dibandingkan dengan orang lain.
Yang menarik, semakin tinggi tingkat kesombongan,semakin sulit pula kita mendeteksinya. Sombong karena materi sangat mudah terlihat, namun sombong karena pengetahuan, apalagi sombong karena kebaikan, sulit terdeteksi karena seringkali hanya berbentuk benih-benih halus di dalam batin kita.
Akar dari kesombongan ini adalah ego yang berlebihan.Pada tataran yang lumrah, ego menampilkan dirinya dalam bentuk harga diri (self-esteem) dan kepercayaan diri ( self-confidence).
Akan tetapi, begitu kedua hal ini berubah menjadi kebanggaan (pride), Anda sudah berada sangat dekat dengan kesombongan. Batas antara bangga dan sombong tidaklah terlalu jelas.
Kita sebenarnya terdiri dari dua kutub, yaitu ego disatu kutub dan kesadaran sejati di lain kutub. Pada saat terlahir ke dunia, kita dalam keadaan telanjang dan tak punya apa-apa. Akan tetapi, seiring dengan waktu, kita mulai memupuk berbagai keinginan, lebih dari sekadar yang kita butuhkan dalam hidup. Keenam indra kita selalu mengatakan bahwa kita memerlukan lebih banyak lagi.
Perjalanan hidup cenderung menggiring kita menuju kutub ego. Ilusi ego inilah yang memperkenalkan kita kepada dualisme ketamakan (ekstrem suka) dan kebencian (ekstrem tidak suka). Inilah akar dari segala permasalahan.
Perjuangan melawan kesombongan merupakan perjuangan menuju kesadaran sejati. Untuk bisa melawan kesombongan dengan segala bentuknya, ada dua perubahan paradigma yang perlu kita lakukan.
Pertama, kita perlu menyadari bahwa pada hakikatnya kita bukanlah makhluk fisik, tetapi makhluk spiritual. Kesejatian kita adalah spiritualitas, sementara tubuh fisik hanyalah sarana untuk hidup di dunia. Kita lahir dengan tangan kosong, dan (ingat!) kita pun akan mati dengan tangan kosong.
Pandangan seperti ini akan membuat kita melihat semua makhluk dalam kesetaraan universal. Kita tidak akanlagi terkelabui oleh penampilan, label, dan segala "tampak luar" lainnya. Yang kini kita lihat adalah"tampak dalam". Pandangan seperti ini akan membantu menjauhkan kita dari berbagai kesombongan atau ilusi ego.
Kedua, kita perlu menyadari bahwa apa pun perbuatan baik yang kita lakukan, semuanya itu semata-mata adalah juga demi diri kita sendiri. Kita memberikan sesuatu kepada orang lain adalah juga demi kita sendiri.
Dalam hidup ini berlaku hukum kekekalan energi. Energi yang kita berikan kepada dunia tak akan pernah musnah.Energi itu akan kembali kepada kita dalam bentuk yang lain. Kebaikan yang kita lakukan pasti akan kembali kepada kita dalam bentuk persahabatan, cinta kasih, makna hidup, maupun kepuasan batin yang mendalam.Jadi, setiap berbuat baik kepada pihak lain, kita sebenarnya sedang berbuat baik kepada diri kita sendiri.
Kalau begitu, apa yang kita sombongkan?
"Apa yang sedang Anda lakukan?"
Sang Guru menjawab,
"Tadi saya kedatangan serombongan tamu yang meminta nasihat. Saya memberikan banyak nasihat yang bermanfaat bagi mereka. Mereka pun tampak puas sekali.Namun, setelah mereka pulang tiba-tiba saya merasa menjadi orang yang hebat. Kesombongan saya mulai bermunculan. Karena itu, saya melakukan ini untuk membunuh perasaan sombong saya."
Sombong adalah penyakit yang sering menghinggapi kita semua, yang benih-benihnya terlalu kerap muncul tanpa kita sadari.
Di tingkat terbawah, sombong disebabkanoleh faktor materi. Kita merasa lebih kaya, lebih rupawan, dan lebih terhormat dari pada orang lain.
Di tingkat kedua, sombong disebabkan oleh faktor kecerdasan. Kita merasa lebih pintar, lebih kompeten,dan lebih berwawasan dibandingkan orang lain.
Di tingkat ketiga, sombong disebabkan oleh faktor kebaikan. Kita sering menganggap diri kita lebih bermoral, lebih pemurah, dan lebih tulus dibandingkan dengan orang lain.
Yang menarik, semakin tinggi tingkat kesombongan,semakin sulit pula kita mendeteksinya. Sombong karena materi sangat mudah terlihat, namun sombong karena pengetahuan, apalagi sombong karena kebaikan, sulit terdeteksi karena seringkali hanya berbentuk benih-benih halus di dalam batin kita.
Akar dari kesombongan ini adalah ego yang berlebihan.Pada tataran yang lumrah, ego menampilkan dirinya dalam bentuk harga diri (self-esteem) dan kepercayaan diri ( self-confidence).
Akan tetapi, begitu kedua hal ini berubah menjadi kebanggaan (pride), Anda sudah berada sangat dekat dengan kesombongan. Batas antara bangga dan sombong tidaklah terlalu jelas.
Kita sebenarnya terdiri dari dua kutub, yaitu ego disatu kutub dan kesadaran sejati di lain kutub. Pada saat terlahir ke dunia, kita dalam keadaan telanjang dan tak punya apa-apa. Akan tetapi, seiring dengan waktu, kita mulai memupuk berbagai keinginan, lebih dari sekadar yang kita butuhkan dalam hidup. Keenam indra kita selalu mengatakan bahwa kita memerlukan lebih banyak lagi.
Perjalanan hidup cenderung menggiring kita menuju kutub ego. Ilusi ego inilah yang memperkenalkan kita kepada dualisme ketamakan (ekstrem suka) dan kebencian (ekstrem tidak suka). Inilah akar dari segala permasalahan.
Perjuangan melawan kesombongan merupakan perjuangan menuju kesadaran sejati. Untuk bisa melawan kesombongan dengan segala bentuknya, ada dua perubahan paradigma yang perlu kita lakukan.
Pertama, kita perlu menyadari bahwa pada hakikatnya kita bukanlah makhluk fisik, tetapi makhluk spiritual. Kesejatian kita adalah spiritualitas, sementara tubuh fisik hanyalah sarana untuk hidup di dunia. Kita lahir dengan tangan kosong, dan (ingat!) kita pun akan mati dengan tangan kosong.
Pandangan seperti ini akan membuat kita melihat semua makhluk dalam kesetaraan universal. Kita tidak akanlagi terkelabui oleh penampilan, label, dan segala "tampak luar" lainnya. Yang kini kita lihat adalah"tampak dalam". Pandangan seperti ini akan membantu menjauhkan kita dari berbagai kesombongan atau ilusi ego.
Kedua, kita perlu menyadari bahwa apa pun perbuatan baik yang kita lakukan, semuanya itu semata-mata adalah juga demi diri kita sendiri. Kita memberikan sesuatu kepada orang lain adalah juga demi kita sendiri.
Dalam hidup ini berlaku hukum kekekalan energi. Energi yang kita berikan kepada dunia tak akan pernah musnah.Energi itu akan kembali kepada kita dalam bentuk yang lain. Kebaikan yang kita lakukan pasti akan kembali kepada kita dalam bentuk persahabatan, cinta kasih, makna hidup, maupun kepuasan batin yang mendalam.Jadi, setiap berbuat baik kepada pihak lain, kita sebenarnya sedang berbuat baik kepada diri kita sendiri.
Kalau begitu, apa yang kita sombongkan?
Musuh yang Berenang di Air Tenang
Musuh Yang Berenang Di Air Tenang
Oleh: Muhammad Nuh
Seorang mukmin hidupnya kadang mirip peladang. Tak pernah lelah membuka lahan, menanam benih, merawat, menjaga, dan akhirnya menikmati indahnya tanaman yang mulai berbuah. Tapi, jangan pernah menanggalkan parang. Karena dalam kebun juga ada ular, babi hutan, dan anjing liar.
Keimanan merupakan anugerah Allah yang begitu mahal. Hidup yang keras bisa terlalui dengan tenang, nyaman, dan penuh harapan. Sesulit apa pun kehidupan seorang mukmin, ia tetap punya harapan hari esok yang sangat membahagiakan.
Namun, bukanlah iman yang tanpa ujian. Iman bukan sebuah jaminan kalau seorang anak manusia bisa hidup tanpa gangguan. Bukan seperti tiket busway yang bisa memberi jaminan bebas macet di saat padatnya lalu lintas kota. Justru, kian melekat nilai keimanan pada diri seseorang, semakin banyak cobaan dan gangguan.
“Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan ‘Kami telah beriman’, sedang mereka tidak diuji lagi? Dan sungguh kami telah menguji orang-orang sebelum mereka, maka sungguh Allah mengetahui orang-orang yang benar dan yang dusta.” (Al-Ankabut: 2-3)
Seorang mukmin mungkin bisa tahan dengan duri-duri jalan hidup. Sabar dan terus istiqamah. Tapi, akan beda jika tusukan tidak lagi sekecil duri. Melainkan, sudah berbentuk belati dan pedang.
Ujian ternyata tidak cuma berhenti pada konflik internal diri. Tidak berhenti pada berkecamuknya perang antara tuntutan naluri insani dengan pagar keimanan. Lebih dari itu. Ada musuh-musuh yang senantiasa mengintai. Siang dan malam. Di saat damai, apalagi perang.
Maha Benar Allah dalam firman-Nya: “Dan demikianlah Kami jadikan bagi tiap-tiap nabi itu musuh, yaitu setan-setan (dari jenis) manusia dan (dari jenis) jin, sebagian mereka membisikkan kepada sebagian yang lain perkataan-perkataan yang indah-indah untuk menipu (manusia). Jikalau Tuhanmu menghendaki, niscaya mereka tidak mengerjakannya, maka tinggalkanlah mereka dan apa yang mereka ada-adakan.” (Al-An’am: 112)
Setidaknya, ada tiga kelompok musuh yang kerap mengganggu keteguhan seorang yang beriman. Pertama, musuh bebuyutan Islam. Dikatakan bebuyutan karena permusuhan ini turun temurun. Terwarisi dari generasi ke generasi. Mereka tidak akan pernah senang hingga orang-orang beriman pindah keyakinan.
Tergolong dalam kelompok ini adalah Yahudi dan Nasrani. Permusuhannya bersifat laten dan abadi. Itulah firman Allah swt. dalam surah Al-Baqarah ayat 120. “Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepada kamu hingga kamu mengikuti agama mereka.“
Ada dengki abadi yang sulit disembuhkan. Ada semacam gugatan kepada Allah yang dilampiaskan ke umat Islam. Mereka menggugat, kenapa kenabian terakhir jatuh ke orang Arab. Bukan Bani Israil seperti yang selama ini berlangsung. “Sebagian Ahli Kitab menginginkan agar mereka dapat mengembalikan kamu kepada kekafiran setelah kamu beriman, karena dengki yang (timbul) dari diri mereka sendiri, setelah nyata bagi mereka kebenaran.…” (Al-Baqarah: 109)
Segala hal mereka lakukan. Mulai dari yang terlihat damai, hingga langsung berupa peperangan. Para pemikir sesat, dari yang berjenis Salman Rusdi hingga yang shalat dua bahasa, selalu terkait dengan sepak terjang Yahudi dan Nasrani beserta jaringannya. Semua itu punya sasaran tembak khusus. Apalagi kalau bukan menggoyahkan keimanan umat Islam.
Kelompok musuh kedua adalah mereka yang punya kepentingan. Kelompok ini agak lebih unik. Mereka heterogen. Bisa datang dari mana pun. Tidak terang-terangan dan konsisten memusuhi umat Islam. Tidak juga turun temurun seperti permusuhan Yahudi dan Nasrani. Tapi, lebih karena perbedaan kepentingan.
Biasanya, yang masuk dalam kelompok ini adalah para pelaku maksiat: koruptor, pezina, dukun, dan mereka yang tak punya agama. Masuk juga mereka yang mengambil untung dari bisnis maksiat.
Hal itulah yang pernah dialami kaum Nabi Luth. Mereka mengusir dan memusuhi Luth dan pengikutnya bukan karena soal keyakinan. Melainkan, soal kepentingan. “Jawab kaumnya tidak lain hanya mengatakan, ‘Usirlah mereka (Luth dan pengikut-pengikutnya) dari kotamu ini; sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang berpura-pura mensucikan diri.” (Al-A’raf: 82)
Jadi, jangan pernah menganggap kalau ingin hidup bersih tidak mengundang musuh. Terlebih jika bersih dalam cakupan besar: masyarakat dan negara. Tentu ini akan mengancam kepentingan kekuatan kotor di lingkungan yang sama. Dan tak ada langkah lain buat mereka kecuali memusuhi.
Andai umat Islam seperti peladang. Tentu, indahnya suasana damai tidak lantas memutus urat kewaspadaan. Itulah mungkin, kenapa para peladang tidak akan menanggalkan parang.
Sumber: dakwatuna, 29/5/2008 | 24 Jumadil Awal 1429 H
Oleh: Muhammad Nuh
Seorang mukmin hidupnya kadang mirip peladang. Tak pernah lelah membuka lahan, menanam benih, merawat, menjaga, dan akhirnya menikmati indahnya tanaman yang mulai berbuah. Tapi, jangan pernah menanggalkan parang. Karena dalam kebun juga ada ular, babi hutan, dan anjing liar.
Keimanan merupakan anugerah Allah yang begitu mahal. Hidup yang keras bisa terlalui dengan tenang, nyaman, dan penuh harapan. Sesulit apa pun kehidupan seorang mukmin, ia tetap punya harapan hari esok yang sangat membahagiakan.
Namun, bukanlah iman yang tanpa ujian. Iman bukan sebuah jaminan kalau seorang anak manusia bisa hidup tanpa gangguan. Bukan seperti tiket busway yang bisa memberi jaminan bebas macet di saat padatnya lalu lintas kota. Justru, kian melekat nilai keimanan pada diri seseorang, semakin banyak cobaan dan gangguan.
“Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan ‘Kami telah beriman’, sedang mereka tidak diuji lagi? Dan sungguh kami telah menguji orang-orang sebelum mereka, maka sungguh Allah mengetahui orang-orang yang benar dan yang dusta.” (Al-Ankabut: 2-3)
Seorang mukmin mungkin bisa tahan dengan duri-duri jalan hidup. Sabar dan terus istiqamah. Tapi, akan beda jika tusukan tidak lagi sekecil duri. Melainkan, sudah berbentuk belati dan pedang.
Ujian ternyata tidak cuma berhenti pada konflik internal diri. Tidak berhenti pada berkecamuknya perang antara tuntutan naluri insani dengan pagar keimanan. Lebih dari itu. Ada musuh-musuh yang senantiasa mengintai. Siang dan malam. Di saat damai, apalagi perang.
Maha Benar Allah dalam firman-Nya: “Dan demikianlah Kami jadikan bagi tiap-tiap nabi itu musuh, yaitu setan-setan (dari jenis) manusia dan (dari jenis) jin, sebagian mereka membisikkan kepada sebagian yang lain perkataan-perkataan yang indah-indah untuk menipu (manusia). Jikalau Tuhanmu menghendaki, niscaya mereka tidak mengerjakannya, maka tinggalkanlah mereka dan apa yang mereka ada-adakan.” (Al-An’am: 112)
Setidaknya, ada tiga kelompok musuh yang kerap mengganggu keteguhan seorang yang beriman. Pertama, musuh bebuyutan Islam. Dikatakan bebuyutan karena permusuhan ini turun temurun. Terwarisi dari generasi ke generasi. Mereka tidak akan pernah senang hingga orang-orang beriman pindah keyakinan.
Tergolong dalam kelompok ini adalah Yahudi dan Nasrani. Permusuhannya bersifat laten dan abadi. Itulah firman Allah swt. dalam surah Al-Baqarah ayat 120. “Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepada kamu hingga kamu mengikuti agama mereka.“
Ada dengki abadi yang sulit disembuhkan. Ada semacam gugatan kepada Allah yang dilampiaskan ke umat Islam. Mereka menggugat, kenapa kenabian terakhir jatuh ke orang Arab. Bukan Bani Israil seperti yang selama ini berlangsung. “Sebagian Ahli Kitab menginginkan agar mereka dapat mengembalikan kamu kepada kekafiran setelah kamu beriman, karena dengki yang (timbul) dari diri mereka sendiri, setelah nyata bagi mereka kebenaran.…” (Al-Baqarah: 109)
Segala hal mereka lakukan. Mulai dari yang terlihat damai, hingga langsung berupa peperangan. Para pemikir sesat, dari yang berjenis Salman Rusdi hingga yang shalat dua bahasa, selalu terkait dengan sepak terjang Yahudi dan Nasrani beserta jaringannya. Semua itu punya sasaran tembak khusus. Apalagi kalau bukan menggoyahkan keimanan umat Islam.
Kelompok musuh kedua adalah mereka yang punya kepentingan. Kelompok ini agak lebih unik. Mereka heterogen. Bisa datang dari mana pun. Tidak terang-terangan dan konsisten memusuhi umat Islam. Tidak juga turun temurun seperti permusuhan Yahudi dan Nasrani. Tapi, lebih karena perbedaan kepentingan.
Biasanya, yang masuk dalam kelompok ini adalah para pelaku maksiat: koruptor, pezina, dukun, dan mereka yang tak punya agama. Masuk juga mereka yang mengambil untung dari bisnis maksiat.
Hal itulah yang pernah dialami kaum Nabi Luth. Mereka mengusir dan memusuhi Luth dan pengikutnya bukan karena soal keyakinan. Melainkan, soal kepentingan. “Jawab kaumnya tidak lain hanya mengatakan, ‘Usirlah mereka (Luth dan pengikut-pengikutnya) dari kotamu ini; sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang berpura-pura mensucikan diri.” (Al-A’raf: 82)
Jadi, jangan pernah menganggap kalau ingin hidup bersih tidak mengundang musuh. Terlebih jika bersih dalam cakupan besar: masyarakat dan negara. Tentu ini akan mengancam kepentingan kekuatan kotor di lingkungan yang sama. Dan tak ada langkah lain buat mereka kecuali memusuhi.
Andai umat Islam seperti peladang. Tentu, indahnya suasana damai tidak lantas memutus urat kewaspadaan. Itulah mungkin, kenapa para peladang tidak akan menanggalkan parang.
Sumber: dakwatuna, 29/5/2008 | 24 Jumadil Awal 1429 H
Islam dalam pandangan Oprah Winfrey
Minggu/Ahad (07/05) lalu.saya baru saja dibuat terpana dengan salah satu episode talk show paling laris di dunia, yaitu The Oprah Winfrey Show.
Dalam episode yang ditayangkan siang itu, fokus pembicaraan adalah tentang diskriminasi rasialis terhadap umat Islam. Ceritanya, selama 30 hari penuh, seorang lelaki dari AS yang apriori terhadap Islam diajak tinggal bersama sebuah keluarga Muslim dan bahkan disuruh 'menyamar' sebagai seorang Muslim, lengkap dengan janggut dan pakaian gamis panjang seperti yang dipakai oleh orang-orang Arab. Salah satu misinya adalah mengenali kehidupan seorang Muslim yang sebenarnya dan merasakan sendiri bagaimana rasanya menjadi seorang Muslim yang sering menerima diskriminasi oleh orang lain di AS.
Singkat kata, ia merasakan betul bagaimana pahitnya menjadi seorang Muslim yang dicurigai hanya lantaran janggut dan baju gamis, padahal semua tuduhan itu sama sekali tanpa bukti. Ia telah berkeliling kota dengan penampilan seperti itu, dan respon instan yang diberikan orang-orang terhadapnya sangat menyakitkan. Bahkan sebagian besar warga AS yang diajaknya bicara secara terang-terangan menolak untuk tidak mendiskriminasikan umat Islam karena mereka yakin betul bahwa semua Muslim adalah teroris.
Di sisi lain, 30 hari yang dihabiskannya bersama sebuah keluarga Muslim benar-benar menunjukkan sebaliknya. Ia merasa bahwa keluarga itu sangat harmonis, dan meskipun banyak kebiasaan yang tidak dipahaminya, namun ia mengakui bahwa banyak masalah bisa terpecahkan dengan ajaran Islam.
Salah satu bagian yang paling menarik adalah ketika lelaki itu duduk dan mengobrol bersama istri sang tuan rumah berdua di sebuah ruangan. Kemudian sang tuan rumah datang dan mengatakan bahwa dalam Islam dijelaskan bahwa ketika dua orang lawan jenis yang bukan muhrim dan bukan suami istri berada dalam satu ruangan, maka akan ada pihak ketiga bersama mereka, yaitu syetan. Hal pertama yang dipikirkan oleh sang lelaki non-Muslim tersebut adalah bahwa prinsip ini benar-benar gila. Tapi di hadapan Oprah dan semua penonton di studio saat itu, akhirnya ia mengakui bahwa prinsip hubungan antar lawan jenis dalam Islam seperti demikian itu sepertinya benar-benar bisa mengakhiri banyak masalah yang terjadi dalam pergaulan di AS yang serba bebas. Pencabulan, perzinaan, penyimpangan seksual, perselingkuhan, sampai penyebaran HIV / AIDS pun bisa dicegah dengan cara ini, lebih efektif daripada cara apa pun. ...dan saya pun terpana dengan mulut terbuka lebar mendengar pengakuannya.
Saya tidak pernah menyangka seorang non-Muslim akan dengan begitu beraninya mengakui kebenaran Islam di hadapan begitu banyak kamera televisi. Dan walaupun saya mengakui keberanian Oprah dalam mengangkat tema-tema yang kontroversial, saya tetap terpana melihat bagaimana ia berani menggiring acara talk show tersebut dengan cara yang amat objektif.
Maka sekarang jelaslah tugas kita semua. Anda bisa melihat sendiri betapa buruknya citra Islam di mata banyak orang. Oprah telah membuka jalan bagi syiar Islam, yaitu dengan membuktikan bahwa keteladanan akan menghancurkan semua asumsi yang salah. Kalau mereka tidak mau percaya pada kata-kata, maka buktikanlah dengan perbuatan! Buktikanlah bahwa umat Islam bukan teroris! Kita harus membuktikan bahwa kita adalah sebenar-benarnya umat terbaik (khairu ummah) yang mampu memberikan solusi bagi seisi bumi. Kita harus menjadi bagian dari solusi, bukan justru menjadi beban.
Dan kita memang mampu memberikan solusi, asalkan kita terus berpegang pada Al-Qur'an dan Al-Hadits. Tidak ada petunjuk yang lebih jernih daripada keduanya. Sesungguhnya kebenaran adalah kebenaran. Tidak peduli ras manapun, bangsa apa pun, atau bagaimana pun keadaannya, kebenaran akan selalu diterima sebagai kebenaran. Kalau mereka menolak, mungkin karena mereka belum melihat buktinya. Tugas kita sekarang adalah memberi pembuktian!
Dalam episode yang ditayangkan siang itu, fokus pembicaraan adalah tentang diskriminasi rasialis terhadap umat Islam. Ceritanya, selama 30 hari penuh, seorang lelaki dari AS yang apriori terhadap Islam diajak tinggal bersama sebuah keluarga Muslim dan bahkan disuruh 'menyamar' sebagai seorang Muslim, lengkap dengan janggut dan pakaian gamis panjang seperti yang dipakai oleh orang-orang Arab. Salah satu misinya adalah mengenali kehidupan seorang Muslim yang sebenarnya dan merasakan sendiri bagaimana rasanya menjadi seorang Muslim yang sering menerima diskriminasi oleh orang lain di AS.
Singkat kata, ia merasakan betul bagaimana pahitnya menjadi seorang Muslim yang dicurigai hanya lantaran janggut dan baju gamis, padahal semua tuduhan itu sama sekali tanpa bukti. Ia telah berkeliling kota dengan penampilan seperti itu, dan respon instan yang diberikan orang-orang terhadapnya sangat menyakitkan. Bahkan sebagian besar warga AS yang diajaknya bicara secara terang-terangan menolak untuk tidak mendiskriminasikan umat Islam karena mereka yakin betul bahwa semua Muslim adalah teroris.
Di sisi lain, 30 hari yang dihabiskannya bersama sebuah keluarga Muslim benar-benar menunjukkan sebaliknya. Ia merasa bahwa keluarga itu sangat harmonis, dan meskipun banyak kebiasaan yang tidak dipahaminya, namun ia mengakui bahwa banyak masalah bisa terpecahkan dengan ajaran Islam.
Salah satu bagian yang paling menarik adalah ketika lelaki itu duduk dan mengobrol bersama istri sang tuan rumah berdua di sebuah ruangan. Kemudian sang tuan rumah datang dan mengatakan bahwa dalam Islam dijelaskan bahwa ketika dua orang lawan jenis yang bukan muhrim dan bukan suami istri berada dalam satu ruangan, maka akan ada pihak ketiga bersama mereka, yaitu syetan. Hal pertama yang dipikirkan oleh sang lelaki non-Muslim tersebut adalah bahwa prinsip ini benar-benar gila. Tapi di hadapan Oprah dan semua penonton di studio saat itu, akhirnya ia mengakui bahwa prinsip hubungan antar lawan jenis dalam Islam seperti demikian itu sepertinya benar-benar bisa mengakhiri banyak masalah yang terjadi dalam pergaulan di AS yang serba bebas. Pencabulan, perzinaan, penyimpangan seksual, perselingkuhan, sampai penyebaran HIV / AIDS pun bisa dicegah dengan cara ini, lebih efektif daripada cara apa pun. ...dan saya pun terpana dengan mulut terbuka lebar mendengar pengakuannya.
Saya tidak pernah menyangka seorang non-Muslim akan dengan begitu beraninya mengakui kebenaran Islam di hadapan begitu banyak kamera televisi. Dan walaupun saya mengakui keberanian Oprah dalam mengangkat tema-tema yang kontroversial, saya tetap terpana melihat bagaimana ia berani menggiring acara talk show tersebut dengan cara yang amat objektif.
Maka sekarang jelaslah tugas kita semua. Anda bisa melihat sendiri betapa buruknya citra Islam di mata banyak orang. Oprah telah membuka jalan bagi syiar Islam, yaitu dengan membuktikan bahwa keteladanan akan menghancurkan semua asumsi yang salah. Kalau mereka tidak mau percaya pada kata-kata, maka buktikanlah dengan perbuatan! Buktikanlah bahwa umat Islam bukan teroris! Kita harus membuktikan bahwa kita adalah sebenar-benarnya umat terbaik (khairu ummah) yang mampu memberikan solusi bagi seisi bumi. Kita harus menjadi bagian dari solusi, bukan justru menjadi beban.
Dan kita memang mampu memberikan solusi, asalkan kita terus berpegang pada Al-Qur'an dan Al-Hadits. Tidak ada petunjuk yang lebih jernih daripada keduanya. Sesungguhnya kebenaran adalah kebenaran. Tidak peduli ras manapun, bangsa apa pun, atau bagaimana pun keadaannya, kebenaran akan selalu diterima sebagai kebenaran. Kalau mereka menolak, mungkin karena mereka belum melihat buktinya. Tugas kita sekarang adalah memberi pembuktian!
Love, chance or choice
Love : Chance or Choice
Cinta: Kesempatan atau Pilihan
Saat kita bertemu dengan seseorang yang sempurna yang kita cintai di saat yang tepat, di tempat yang tepat dan di waktu yang tepat, itu adalah kesempatan
Saat kamu bertemu seseorang yang membuatmu tertarik, itu bukan pilihan itu adalah kesempatan
Selalu bersama/bertemu dalam suatu waktu (dan banyak pasangan yang menikah karena hal ini) bukanlah suatu pilihan, itu juga suatu kesempatan.
Perbedaannya adalah setelah semuanya itu terjadi. Kapan kau akan membawa rasa cinta, suka, ketertarikan tersebut naik ke tingkat selanjutnya?
Pada saat akal sehat kembali, kau duduk dan menimbang kembali apakah kau ingin melanjutkan hubungan tersebut atau melepaskannya. Jika kau memilih untuk mencintai seseorang tersebut, meskipun dengan segala kekurangannya, itu bukanlah kesempatan itu adalah pilihan.
Disaat kau memilih untuk bersama dengan seseorang, tidak peduli dengan hal lainnya, itu adalah pilihan. Meskipun kau tahu banyak orang di luar sana yang lebih menarik,
pintar, dan lebih kaya daripada pasanganmu, dan ya, kau memutuskan untuk tetap mencintai pasanganmu apa adanya, itu adalah pilihan.
Cinta, suka, ketertarikan datang kepada kita dari kesempatan. Tetapi cinta sejati itu adalah sungguh-sungguh suatu pilihan. Sebuah pilihan yang kita buat.
Berkenaan dengan teman sejiwa, ada sebuah film yang indah membuat saya percaya bahwa ini adalah sungguhan mengenai:
“Nasib membawamu untuk bersama, tetapi untuk tetap bersama sampai
akhir itu semua tergantung dari dirimu.”
Saya percaya bahwa teman sejiwa itu benar-benar ada. Bahwa ada seseorang khusus diciptakan untukmu. Tetapi itu masih tetap tergantung pada dirimu untuk membuat pilihan tersebut apakah kau akan melakukannya atau tidak. Kita mungkin akan menemukan teman sejati kita dengan kesempatan yang ada, tetapi untuk mencintai dan bersama dengan teman sejiwa kita, itu adalah tetap pilihan kita untuk mewujudkannya.
Kita datang ke dunia ini bukan untuk mencari seseorang yang sempurna untuk mencintai…
Tetapi untuk belajar bagaimana mencintai seseorang yang tidak sempurna dengan sempurna
Cinta: Kesempatan atau Pilihan
Saat kita bertemu dengan seseorang yang sempurna yang kita cintai di saat yang tepat, di tempat yang tepat dan di waktu yang tepat, itu adalah kesempatan
Saat kamu bertemu seseorang yang membuatmu tertarik, itu bukan pilihan itu adalah kesempatan
Selalu bersama/bertemu dalam suatu waktu (dan banyak pasangan yang menikah karena hal ini) bukanlah suatu pilihan, itu juga suatu kesempatan.
Perbedaannya adalah setelah semuanya itu terjadi. Kapan kau akan membawa rasa cinta, suka, ketertarikan tersebut naik ke tingkat selanjutnya?
Pada saat akal sehat kembali, kau duduk dan menimbang kembali apakah kau ingin melanjutkan hubungan tersebut atau melepaskannya. Jika kau memilih untuk mencintai seseorang tersebut, meskipun dengan segala kekurangannya, itu bukanlah kesempatan itu adalah pilihan.
Disaat kau memilih untuk bersama dengan seseorang, tidak peduli dengan hal lainnya, itu adalah pilihan. Meskipun kau tahu banyak orang di luar sana yang lebih menarik,
pintar, dan lebih kaya daripada pasanganmu, dan ya, kau memutuskan untuk tetap mencintai pasanganmu apa adanya, itu adalah pilihan.
Cinta, suka, ketertarikan datang kepada kita dari kesempatan. Tetapi cinta sejati itu adalah sungguh-sungguh suatu pilihan. Sebuah pilihan yang kita buat.
Berkenaan dengan teman sejiwa, ada sebuah film yang indah membuat saya percaya bahwa ini adalah sungguhan mengenai:
“Nasib membawamu untuk bersama, tetapi untuk tetap bersama sampai
akhir itu semua tergantung dari dirimu.”
Saya percaya bahwa teman sejiwa itu benar-benar ada. Bahwa ada seseorang khusus diciptakan untukmu. Tetapi itu masih tetap tergantung pada dirimu untuk membuat pilihan tersebut apakah kau akan melakukannya atau tidak. Kita mungkin akan menemukan teman sejati kita dengan kesempatan yang ada, tetapi untuk mencintai dan bersama dengan teman sejiwa kita, itu adalah tetap pilihan kita untuk mewujudkannya.
Kita datang ke dunia ini bukan untuk mencari seseorang yang sempurna untuk mencintai…
Tetapi untuk belajar bagaimana mencintai seseorang yang tidak sempurna dengan sempurna
Peduli..!!
"Perangkap" ini kadang datang dalam hidup kita,
Sepasang suami dan istri petani pulang kerumah setelah berbelanja. Ketika mereka membuka barang belanjaan, seekor tikus memperhatikan dengan seksama sambil menggumam "hmmm...makanan apa lagi yang dibawa mereka dari pasar??"
Ternyata, salah satu yang dibeli oleh petani ini adalah Perangkap Tikus. Sang tikus kaget bukan kepalang.
Ia segera berlari menuju kandang dan berteriak, "Ada Perangkap Tikus di rumah....di rumah sekarang ada perangkap tikus...."
Ia mendatangi ayam dan berteriak, "ada perangkap tikus"
Sang Ayam berkata, "Tuan Tikus..., Aku turut bersedih, tapi itu tidakberpengaruh terhadap diriku"
Sang Tikus lalu pergi menemui seekor Kambing sambil berteriak.
Sang Kambing pun berkata, "Aku turut ber simpati...tapi tidak ada yang bisa aku lakukan"
Tikus lalu menemui Sapi. Ia mendapat jawaban sama. "Maafkan aku. Tapi perangkap tikus tidak berbahaya buat aku sama sekali"
Ia lalu lari ke hutan dan bertemu Ular.
Sang ular berkata " Ahhh...Perangkap Tikus yang kecil tidak akan mencelakai aku"
Akhirnya Sang Tikus kembali kerumah dengan pasrah mengetahui kalau ia akan menghadapi bahaya sendiri.
Suatu malam, pemilik rumah terbangun mendengar suara keras perangkap tikusnya berbunyi menandakan telah memakan korban. Ketika melihat perangkap tikusnya, ternyata yang terperangkap adalah seekor ular berbisa. Buntut ular yang terperangkap membuat ular semakin ganas dan menyerang istri pemilik rumah.
Walaupun sang Suami sempat membunuh ular berbisa tersebut, sang istri terkena gigitan ular tersebut. Sang suami harus membawa istrinya kerumah sakit dan kemudian istrinya sudah boleh pulang namun beberapa hari kemudian istrinya tetap demam. Ia lalu minta dibuatkan sop ceker ayam oleh suaminya. (kita semua tau, sop ceker ayam sangat bermanfaat buat mengurangi demam)
Suaminya dengan segera menyembelih ayamnya untuk dimasak cekernya. Beberapa hari kemudian sakitnya tidak kunjung reda. Seorang teman menyarankan untuk makan hati kambing. Ia lalu menyembelih kambingnya untuk mengambil hatinya.
Masih, istrinya tidak sembuh-sembuh dan akhirnya meninggal dunia. Banyak sekali orang datang pada saat pemakaman. Sehingga sang Petani harus menyembelih sapinya untuk memberi makan orang-orang yang melayat.
Dari kejauhan...Sang Tikus menatap dengan penuh kesedihan. Beberapa hari kemudian ia melihat Perangkap Tikus tersebut sudah tidak digunakan lagi.
SUATU HARI..KETIKA ANDA MENDENGAR SESEORANG DALAM KESULITAN DAN MENGIRA ITU BUKAN URUSAN ANDA... MAKA PIKIRKANLAH SEKALI LAGI
Sepasang suami dan istri petani pulang kerumah setelah berbelanja. Ketika mereka membuka barang belanjaan, seekor tikus memperhatikan dengan seksama sambil menggumam "hmmm...makanan apa lagi yang dibawa mereka dari pasar??"
Ternyata, salah satu yang dibeli oleh petani ini adalah Perangkap Tikus. Sang tikus kaget bukan kepalang.
Ia segera berlari menuju kandang dan berteriak, "Ada Perangkap Tikus di rumah....di rumah sekarang ada perangkap tikus...."
Ia mendatangi ayam dan berteriak, "ada perangkap tikus"
Sang Ayam berkata, "Tuan Tikus..., Aku turut bersedih, tapi itu tidakberpengaruh terhadap diriku"
Sang Tikus lalu pergi menemui seekor Kambing sambil berteriak.
Sang Kambing pun berkata, "Aku turut ber simpati...tapi tidak ada yang bisa aku lakukan"
Tikus lalu menemui Sapi. Ia mendapat jawaban sama. "Maafkan aku. Tapi perangkap tikus tidak berbahaya buat aku sama sekali"
Ia lalu lari ke hutan dan bertemu Ular.
Sang ular berkata " Ahhh...Perangkap Tikus yang kecil tidak akan mencelakai aku"
Akhirnya Sang Tikus kembali kerumah dengan pasrah mengetahui kalau ia akan menghadapi bahaya sendiri.
Suatu malam, pemilik rumah terbangun mendengar suara keras perangkap tikusnya berbunyi menandakan telah memakan korban. Ketika melihat perangkap tikusnya, ternyata yang terperangkap adalah seekor ular berbisa. Buntut ular yang terperangkap membuat ular semakin ganas dan menyerang istri pemilik rumah.
Walaupun sang Suami sempat membunuh ular berbisa tersebut, sang istri terkena gigitan ular tersebut. Sang suami harus membawa istrinya kerumah sakit dan kemudian istrinya sudah boleh pulang namun beberapa hari kemudian istrinya tetap demam. Ia lalu minta dibuatkan sop ceker ayam oleh suaminya. (kita semua tau, sop ceker ayam sangat bermanfaat buat mengurangi demam)
Suaminya dengan segera menyembelih ayamnya untuk dimasak cekernya. Beberapa hari kemudian sakitnya tidak kunjung reda. Seorang teman menyarankan untuk makan hati kambing. Ia lalu menyembelih kambingnya untuk mengambil hatinya.
Masih, istrinya tidak sembuh-sembuh dan akhirnya meninggal dunia. Banyak sekali orang datang pada saat pemakaman. Sehingga sang Petani harus menyembelih sapinya untuk memberi makan orang-orang yang melayat.
Dari kejauhan...Sang Tikus menatap dengan penuh kesedihan. Beberapa hari kemudian ia melihat Perangkap Tikus tersebut sudah tidak digunakan lagi.
SUATU HARI..KETIKA ANDA MENDENGAR SESEORANG DALAM KESULITAN DAN MENGIRA ITU BUKAN URUSAN ANDA... MAKA PIKIRKANLAH SEKALI LAGI
ghazwul fikri
KENYATAAN HIDUP DI BALIK PERMAINAN INI.
Seorang ibu guru sedang bersemangat mengajarkan sesuatu kepada murid-muridnya. Ia duduk menghadap murid-muridnya. Di tangan kirinya ada kapur, di tangan kanannya ada pensil. Ibu guru itu berkata, "Saya ada satu permainan... Caranya begini, ditangan kiri saya ada kapur, di tangan kanan ada pensil. Jika saya angkat kapur ini, maka berkatalah "Kapur!", jika saya angkat pensil ini, maka berkatalah "Pensil!" Murid uridnya pun mengerti dan mengikuti. Guru berganti-gantian mengangkat antara kanan dan kiri tangannya, semakin lama semakin cepat. Beberapa saat kemudian guru kembali berkata, "Baik sekarang perhatikan. Jika saya angkat kapur, maka sebutlah "Pensil!", jika saya angkat pensil, maka katakanlah "Kapur!". Dan diulangkan seperti tadi, tentu saja murid-murid tadi keliru dan kikuk, dan sangat sukar untuk mengubahnya. Namun lambat laun, mereka sudah biasa dan tidak lagi kikuk. Selang beberapa saat, permainan berhenti.
Sang guru tersenyum kepada murid-muridnya. "Murid-murid, begitulah kita umat Islam. Mulanya yang haq itu haq, yang bathil itu bathil. Kita begitu jelas membedakannya. Namun kemudian, musuh musuh kita memaksakan kepada kita dengan perbagai cara, untuk menukarkan sesuatu, dari yang haq menjadi bathil, dan sebaliknya. Pertama-tama mungkin akan sukar bagi kita menerima hal tersebut, tapi karena terus sosialisasikan dengan cara-cara menarik oleh mereka, akhirnya lambat laun kamu akan terbiasa dengan hal itu. Dan anda mulai dapat mengikutinya. Musuh-musuh kamu tidak pernah berhenti membalik dan menukar nilai dan waktu. "Keluar berduaan, berkasih-kasihan tidak lagi sesuatu yang susah, Zina tidak lagi jadi persoalan, pakaian seksi menjadi hal yang lumrah, tanpa rasa malu, sex sebelum nikah menjadi suatu kebiasaan dan trend, hiburan yang asyik dan panjang sehingga melupakan yang wajib adalah biasa, materialistik kini menjadi suatu gaya hidup dan lain lain. "Semuanya sudah terbalik. Dan tanpa disadari, anda sedikit demi sedikit menerimanya tanpa rasa ia satu kesalahan dan kemaksiatan. Paham?" tanya Guru kepada murid-muridnya. "Paham guru..."
"Baik permainan kedua..." begitu Guru melanjutkan. "Ini ada Qur'an,saya akan meletakkannya di tengah karpet. Sekarang anda berdiri diluar karpet. Permainannya adalah, bagaimana caranya mengambil Qur'an yang ada ditengah tanpa menginjak karpet?"
Murid-muridnya berpikir. Ada yang mencoba alternatif dengan tongkat, dan lain-lain.
Akhirnya Guru memberikan jalan keluar, digulungnya karpet, dan ia ambil Qur'an. Ia memenuhi syarat, tidak menginjak karpet. "Murid-murid, begitulah ummat Islam dan musuh-musuhnya. ..Musuh-musuh Islam tidak akan menginjak-nginjak anda dengan terang-terang. ..Kerana tentu anda akan menolaknya mentah mentah. Orang biasapun tak akan rela kalau Islam dihina dihadapan mereka. Tapi mereka akan menggulung anda perlahan-lahan dari pinggir, sehingga anda tidak sadar.
"Jika seseorang ingin membuat rumah yang kuat, maka dibuatlah pondasi yang kuat. Begitulah Islam, jika ingin kuat, maka bangunlah aqidah yang kuat. Sebaliknya, jika ingin membongkar rumah, tentu susah kalau dimulai dgn pondasinya dulu, tentu saja hiasan-hiasan dinding akan dikeluarkan dulu, kursi dipindahkan dulu, Lemari dikeluarkan dulu satu persatu, baru rumah dirobohkankan. .."
"Begitulah musuh-musuh Islam menghancurkan kita. Ia tidak akan menghantam terang-terangan, tapi ia akan perlahan-lahan mempengaruhi anda. Mulai dari perangai anda, cara hidup, pakaian dan lain-lain, sehingga meskipun anda muslim, tapi anda telah meninggalkan ajaran Islam dan mengikuti cara yang mereka... Dan itulah yang mereka inginkan." "Ini semua adalah fenomena Ghazwul Fikri (Perang Pemikiran). Dan inilah yang dijalankan oleh musuh-musuh kita... "
"Kenapa mereka tidak berani terang-terang menginjak-nginjak, bu?" tanya murid- murid.
"Sesungguhnya dahulu mereka terang-terang menyerang, misalnya Perang Salib, Perang Tartar, dan lain-lain. Tapi sekarang tidak lagi." Begitulah Islam... Kalau diserang perlahan-lahan, mereka tidak akan sadar, akhirnya hancur. Tapi kalau diserang serentak terang-terangan, mereka akan bangkit serentak, baru mereka akan sadar".
"Kalau begitu, kita selesaikan pelajaran kita kali ini, dan mari kita berdoa dahulu sebelum pulang..." Matahari bersinar terik takala anak-anak itu keluar meninggalkan tempat belajar mereka dengan pikiran masing-masing di kepalanya...
RENUNGILAH SAHABAT SEMUA..
TOLONG SEBARKAN PADA SAUDARA2 ISLAM KITA... MOGA ALLAH MEMBERI TAUFIQ DAN HIDAYAH PADA KITA DAN KELUARGA KITA... MARILAH KITA SAMA2 SADAR BAHAWA AGAMA, BANGSA, DAN TANAH AIR KITA SEMAKIN TERANCAM!
Seorang ibu guru sedang bersemangat mengajarkan sesuatu kepada murid-muridnya. Ia duduk menghadap murid-muridnya. Di tangan kirinya ada kapur, di tangan kanannya ada pensil. Ibu guru itu berkata, "Saya ada satu permainan... Caranya begini, ditangan kiri saya ada kapur, di tangan kanan ada pensil. Jika saya angkat kapur ini, maka berkatalah "Kapur!", jika saya angkat pensil ini, maka berkatalah "Pensil!" Murid uridnya pun mengerti dan mengikuti. Guru berganti-gantian mengangkat antara kanan dan kiri tangannya, semakin lama semakin cepat. Beberapa saat kemudian guru kembali berkata, "Baik sekarang perhatikan. Jika saya angkat kapur, maka sebutlah "Pensil!", jika saya angkat pensil, maka katakanlah "Kapur!". Dan diulangkan seperti tadi, tentu saja murid-murid tadi keliru dan kikuk, dan sangat sukar untuk mengubahnya. Namun lambat laun, mereka sudah biasa dan tidak lagi kikuk. Selang beberapa saat, permainan berhenti.
Sang guru tersenyum kepada murid-muridnya. "Murid-murid, begitulah kita umat Islam. Mulanya yang haq itu haq, yang bathil itu bathil. Kita begitu jelas membedakannya. Namun kemudian, musuh musuh kita memaksakan kepada kita dengan perbagai cara, untuk menukarkan sesuatu, dari yang haq menjadi bathil, dan sebaliknya. Pertama-tama mungkin akan sukar bagi kita menerima hal tersebut, tapi karena terus sosialisasikan dengan cara-cara menarik oleh mereka, akhirnya lambat laun kamu akan terbiasa dengan hal itu. Dan anda mulai dapat mengikutinya. Musuh-musuh kamu tidak pernah berhenti membalik dan menukar nilai dan waktu. "Keluar berduaan, berkasih-kasihan tidak lagi sesuatu yang susah, Zina tidak lagi jadi persoalan, pakaian seksi menjadi hal yang lumrah, tanpa rasa malu, sex sebelum nikah menjadi suatu kebiasaan dan trend, hiburan yang asyik dan panjang sehingga melupakan yang wajib adalah biasa, materialistik kini menjadi suatu gaya hidup dan lain lain. "Semuanya sudah terbalik. Dan tanpa disadari, anda sedikit demi sedikit menerimanya tanpa rasa ia satu kesalahan dan kemaksiatan. Paham?" tanya Guru kepada murid-muridnya. "Paham guru..."
"Baik permainan kedua..." begitu Guru melanjutkan. "Ini ada Qur'an,saya akan meletakkannya di tengah karpet. Sekarang anda berdiri diluar karpet. Permainannya adalah, bagaimana caranya mengambil Qur'an yang ada ditengah tanpa menginjak karpet?"
Murid-muridnya berpikir. Ada yang mencoba alternatif dengan tongkat, dan lain-lain.
Akhirnya Guru memberikan jalan keluar, digulungnya karpet, dan ia ambil Qur'an. Ia memenuhi syarat, tidak menginjak karpet. "Murid-murid, begitulah ummat Islam dan musuh-musuhnya. ..Musuh-musuh Islam tidak akan menginjak-nginjak anda dengan terang-terang. ..Kerana tentu anda akan menolaknya mentah mentah. Orang biasapun tak akan rela kalau Islam dihina dihadapan mereka. Tapi mereka akan menggulung anda perlahan-lahan dari pinggir, sehingga anda tidak sadar.
"Jika seseorang ingin membuat rumah yang kuat, maka dibuatlah pondasi yang kuat. Begitulah Islam, jika ingin kuat, maka bangunlah aqidah yang kuat. Sebaliknya, jika ingin membongkar rumah, tentu susah kalau dimulai dgn pondasinya dulu, tentu saja hiasan-hiasan dinding akan dikeluarkan dulu, kursi dipindahkan dulu, Lemari dikeluarkan dulu satu persatu, baru rumah dirobohkankan. .."
"Begitulah musuh-musuh Islam menghancurkan kita. Ia tidak akan menghantam terang-terangan, tapi ia akan perlahan-lahan mempengaruhi anda. Mulai dari perangai anda, cara hidup, pakaian dan lain-lain, sehingga meskipun anda muslim, tapi anda telah meninggalkan ajaran Islam dan mengikuti cara yang mereka... Dan itulah yang mereka inginkan." "Ini semua adalah fenomena Ghazwul Fikri (Perang Pemikiran). Dan inilah yang dijalankan oleh musuh-musuh kita... "
"Kenapa mereka tidak berani terang-terang menginjak-nginjak, bu?" tanya murid- murid.
"Sesungguhnya dahulu mereka terang-terang menyerang, misalnya Perang Salib, Perang Tartar, dan lain-lain. Tapi sekarang tidak lagi." Begitulah Islam... Kalau diserang perlahan-lahan, mereka tidak akan sadar, akhirnya hancur. Tapi kalau diserang serentak terang-terangan, mereka akan bangkit serentak, baru mereka akan sadar".
"Kalau begitu, kita selesaikan pelajaran kita kali ini, dan mari kita berdoa dahulu sebelum pulang..." Matahari bersinar terik takala anak-anak itu keluar meninggalkan tempat belajar mereka dengan pikiran masing-masing di kepalanya...
RENUNGILAH SAHABAT SEMUA..
TOLONG SEBARKAN PADA SAUDARA2 ISLAM KITA... MOGA ALLAH MEMBERI TAUFIQ DAN HIDAYAH PADA KITA DAN KELUARGA KITA... MARILAH KITA SAMA2 SADAR BAHAWA AGAMA, BANGSA, DAN TANAH AIR KITA SEMAKIN TERANCAM!
Arithmetical Magic
Absolutely amazing!
Beauty of Mathematics !!!!!!!
1 x 8 + 1 = 9
12 x 8 + 2 = 98
123 x 8 + 3 = 987
1234 x 8 + 4 = 9876
12345 x 8 + 5 = 98765
123456 x 8 + 6 = 987654
1234567 x 8 + 7 = 9876543
12345678 x 8 + 8 = 98765432
123456789 x 8 + 9 = 987654321
1 x 9 + 2 = 11
12 x 9 + 3 = 111
123 x 9 + 4 = 1111
1234 x 9 + 5 = 11111
12345 x 9 + 6 = 111111
123456 x 9 + 7 = 1111111
1234567 x 9 + 8 = 11111111
12345678 x 9 + 9 = 111111111
123456789 x 9 +10= 1111111111
9 x 9 + 7 = 88
98 x 9 + 6 = 888
987 x 9 + 5 = 8888
9876 x 9 + 4 = 88888
98765 x 9 + 3 = 888888
987654 x 9 + 2 = 8888888
9876543 x 9 + 1 = 88888888
98765432 x 9 + 0 = 888888888
Brilliant, isn't it?
And look at this symmetry:
1 x 1 = 1
11 x 11 = 121
111 x 111 = 12321
1111 x 1111 = 1234321
11111 x 11111 = 123454321
111111 x 111111 = 12345654321
1111111 x 1111111 = 1234567654321
11111111 x 11111111 = 123456787654321
111111111 x 111111111 = 12345678987654321
Now, take a look at this...
101%
From a strictly mathematical viewpoint:
What Equals 100%?
What does it mean to give MORE than 100%?
Ever wonder about those people who say they are giving more than 100%?
We have all been in situations where someone wants you to
GIVE OVER 100%.
How about ACHIEVING 101%?
What equals 100% in life?
Here's a little mathematical formula that might help
answer these questions:
If:
A B C D E F G H I J K L M N O P Q R S T U V W X Y Z
Is represented as:
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26.
If:
H-A-R-D-W-O- R- K
8+1+18+4+23+ 15+18+11 = 98%
And:
K-N-O-W-L-E- D-G-E
11+14+15+23+ 12+5+4+7+ 5 = 96%
But:
A-T-T-I-T-U- D-E
1+20+20+9+20+ 21+4+5 = 100%
THEN, look how far the love of God will take you:
L-O-V-E-O-F- G-O-D
12+15+22+5+15+ 6+7+15+4 = 101%
Therefore, one can conclude with mathematical certainty that:
While Hard Work and Knowledge will get you close, and Attitude will
get you there, It's the Love of God that will put you over the top!
It's up to you if you share this with your friends & loved ones just
the way I did..
Have a nice day & God bless!!
Beauty of Mathematics !!!!!!!
1 x 8 + 1 = 9
12 x 8 + 2 = 98
123 x 8 + 3 = 987
1234 x 8 + 4 = 9876
12345 x 8 + 5 = 98765
123456 x 8 + 6 = 987654
1234567 x 8 + 7 = 9876543
12345678 x 8 + 8 = 98765432
123456789 x 8 + 9 = 987654321
1 x 9 + 2 = 11
12 x 9 + 3 = 111
123 x 9 + 4 = 1111
1234 x 9 + 5 = 11111
12345 x 9 + 6 = 111111
123456 x 9 + 7 = 1111111
1234567 x 9 + 8 = 11111111
12345678 x 9 + 9 = 111111111
123456789 x 9 +10= 1111111111
9 x 9 + 7 = 88
98 x 9 + 6 = 888
987 x 9 + 5 = 8888
9876 x 9 + 4 = 88888
98765 x 9 + 3 = 888888
987654 x 9 + 2 = 8888888
9876543 x 9 + 1 = 88888888
98765432 x 9 + 0 = 888888888
Brilliant, isn't it?
And look at this symmetry:
1 x 1 = 1
11 x 11 = 121
111 x 111 = 12321
1111 x 1111 = 1234321
11111 x 11111 = 123454321
111111 x 111111 = 12345654321
1111111 x 1111111 = 1234567654321
11111111 x 11111111 = 123456787654321
111111111 x 111111111 = 12345678987654321
Now, take a look at this...
101%
From a strictly mathematical viewpoint:
What Equals 100%?
What does it mean to give MORE than 100%?
Ever wonder about those people who say they are giving more than 100%?
We have all been in situations where someone wants you to
GIVE OVER 100%.
How about ACHIEVING 101%?
What equals 100% in life?
Here's a little mathematical formula that might help
answer these questions:
If:
A B C D E F G H I J K L M N O P Q R S T U V W X Y Z
Is represented as:
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26.
If:
H-A-R-D-W-O- R- K
8+1+18+4+23+ 15+18+11 = 98%
And:
K-N-O-W-L-E- D-G-E
11+14+15+23+ 12+5+4+7+ 5 = 96%
But:
A-T-T-I-T-U- D-E
1+20+20+9+20+ 21+4+5 = 100%
THEN, look how far the love of God will take you:
L-O-V-E-O-F- G-O-D
12+15+22+5+15+ 6+7+15+4 = 101%
Therefore, one can conclude with mathematical certainty that:
While Hard Work and Knowledge will get you close, and Attitude will
get you there, It's the Love of God that will put you over the top!
It's up to you if you share this with your friends & loved ones just
the way I did..
Have a nice day & God bless!!
Sesendok Madu untuk Indonesia
SAYA pernah terkesan dengan sebuah kisah yang saya dapat ketika saya masih belajar di bangku Madrasah Aliyah Program Khusus Surakarta.
Kisah itu disampaikan oleh seorang ustad untuk memotivasi kami agar tidak meremehkan sebuah tanggung jawab sekecil apa pun. Kisah tentang bejana raja yang berisi air. Saat itu saya tidak tahu dari mana ustad mendapatkan kisah itu.
Dari buku apa,dari kitab apa? Belakangan saya mendapati kisah serupa termaktub juga dalam buku Lentera Hati karya Prof Quraish Shihab. Dikisahkan, suatu ketika seorang raja yang bijaksana ingin menguji kesadaran dan loyalitas rakyatnya.
Sang raja menitahkan agar setiap orang pada malam yang telah ditetapkan, membawa sesendok madu, untuk dituangkan dalam bejana yang telah disediakan di puncak sebuah bukit tak jauh dari ibu kota kerajaan. Seluruh rakyatnya pun memahami benar perintah tersebut dan menyatakan kesediaan mereka untuk melaksanakannya.
Akan tetapi, ada seorang rakyat yang berpikiran nakal, terlintaslah satu cara untuk mengelak dari titah raja.Dalam hati ia berkata,”Aku akan membawa sesendok penuh,tetapi bukan madu.Aku akan membawa air. Kegelapan malam akan melindungi dari pandangan mata seseorang.
Tak akan ada yang tahu. Raja juga tidak akan tahu kalau aku cuma bawa sesendok air. Dan Bukankah sesendok air tidak akan mempengaruhi satu bejana berisi madu yang dibawa oleh seluruh rakyat negeri ini” Malam yang ditentukan telah berlalu. Dan tibalah saat yang bersejarah untuk melihat isi bejana.
Betapa kagetnya sang raja, juga seluruh rakyatnya, ternyata bejana yang besar itu hanya penuh dengan air saja. Rupanya seluruh rakyat negeri itu memiliki pikiran nakal yang sama.Punya ide negatif yang sama. Mereka berpikir hanya dirinyalah yang membawa sesendok air,yang lain pasti membawa madu.Mereka berpikir bahwa jika cuma dirinya saja yang membawa sesendok air dan seluruh rakyat membawa madu, maka tidak apaapa.
Tidak berpengaruh apa-apa. Seluruh rakyat berpikiran yang sama, jadinya bejana itu tidak berisi madu seperti yang diharapkan sang raja,tapi berisi air. Dulu, saat mendengar cerita itu saya sempat tersenyum karena lucu.Namun belakangan ini, ketika mengingat kembali kisah bejana berisi air itu di sela-sela aktivitas saya,saya tidak lagi bisa menemukan perasaan lucu itu.
Sebaliknya, yang terbit justru perasaan miris, yang tiba-tiba mencengkeram batin saya. Ada rasa takut bahwa dua adegan dalam kisah di atas tidak lagi menjadi cerita dongeng belaka, tapi telah sungguh-sungguh, menjelma menjadi sebuah potret atas kenyataan yang sedang berlangsung di negeri kita.
Di mana seluruh penduduknya adalah aktor dengan watak yang serupa dalam dua cerita di atas. Jujur, kita masih sangat sering menjumpai dan mendengar adanya oknum pegawai negeri yang keluyuran di tengahtengah jam kerja. Dia mungkin berpikir, ”Ah cuma setengah jam.Tidak akan mengganggu kinerja. Tidak akan merugikan negara.Tidak akan menghambat kemajuan negeri ini.
”Cobalah kita renungkan jika ada ratusan ribu pegawai negeri yang berpikiran dan berperilaku seperti itu, berapa besar kerugian negara ini. Berapa besar jumlah uang rakyat yang digunakan untuk menggaji orang-orang yang kerjanya keluyuran seperti itu.
Beberapa waktu yang lalu kita mendengar ada oknum guru yang membocorkan kunci jawaban ujian nasional. Mungkin guru itu berpikiran sangat pragmatis, ”Ah yang aku beri tahu kunci jawaban itu cuma satu dua orang muridku. Tidak akan mempengaruhi SDM bangsa Indonesia.
” Saya sangat khawatir jika ternyata yang berpikiran tidak disiplin dan sembrono seperti itu ternyata tidak satu dua guru,bagaimana jika puluhan ribu guru? Kita juga masih sering mendengar berita pejabat dan anggota dewan yang berperilaku amoral. Hotel prodeo sesak oleh oknum pejabat dan anggota dewan yang terbukti korupsi. Mungkin saat mereka melakukan korupsi berpikiran, ”Ah jika aku ambil sedikit kan tidak apaapa.
Negara ini kaya, diambil sedikit tidak kentara dan tidak berpengaruh apa-apa.” Bagaimana jika pikiran jahat seperti itu masih mengakar di kepala para anggota dewan.Apa yang akan terjadi pada negeri ini? Berita meninggalnya Sophan Sophian mengejutkan kita semua. Beliau meninggal karena kecelakaan di jalan raya, di Sragen.Kecelakaan karena lubang kecil saja di jalan raya.
Mungkin pejabat yang bertanggung jawab saat tahu ada jalan yang lubang, dalam benaknya muncul pikiran, ”Ah cuma lubang kecil.Tidak apa apa. Tidak mempengaruhi maju mundurnya Indonesia.” Ya, cuma lubang kecil. Bagaimana jika yang jatuh kemudian tewas karena lubang kecil di jalan itu adalah orang nomor satu atau nomor dua di Indonesia? Bagaimana jika yang jatuh adalah seorang ilmuwan yang sangat penting bagi Indonesia dan dunia? Untuk menyelamatkan Indonesia sebenarnya tidak perlu teori yang muluk-muluk dan njelimet.
Cukuplah dimulai dari membenahi cara berpikir seluruh elemen negeri ini.Jika seluruh elemen bangsa ini, seluruh rakyat, dan seluruh aparatur pemerintahnya berpikir positif,bersih,jujur, bertanggung jawab dan tidak mementingkan diri sendiri,insya Allah bangsa ini akan menjadi bangsa yang besar.
Namun, jika ada satu orang saja di negeri ini berpikiran jahat, culas, mengkhianati negara,maka sangat berat untuk membangun Indonesia sebagai negara yang besar,makmur,dan sejahtera. Cukuplah jika Indonesia meminta sesendok madu,jangan sekali-kali––mulai presiden sampai rakyat jelata––berpikir untuk membawa sesendok air, apalagi berpikir tidak membawa apa-apa.
Berilah Indonesia sesendok madu, maka bejana Indonesia akan penuh madu. Jika Indonesia meminta untuk tidak korupsi,untuk bertanggung jawab, jangan pernah ada yang tebersit untuk korupsi meskipun hanya sebutir kerikil,insya Allah kita akan bangkit, maju, dan jaya. Mari kita beri sesendok madu untuk bejana Indonesia. Mari!
Jakarta,19 Mei 2008
Habiburrahman El Shirazy
Budayawan Muda, Penulis Novel Ayat Ayat Cinta
"Life gives answer in three ways :
It says YES and gives what you want
It says NO and gives you something better
It says WAIT and gives you the best
maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan...???"
Kisah itu disampaikan oleh seorang ustad untuk memotivasi kami agar tidak meremehkan sebuah tanggung jawab sekecil apa pun. Kisah tentang bejana raja yang berisi air. Saat itu saya tidak tahu dari mana ustad mendapatkan kisah itu.
Dari buku apa,dari kitab apa? Belakangan saya mendapati kisah serupa termaktub juga dalam buku Lentera Hati karya Prof Quraish Shihab. Dikisahkan, suatu ketika seorang raja yang bijaksana ingin menguji kesadaran dan loyalitas rakyatnya.
Sang raja menitahkan agar setiap orang pada malam yang telah ditetapkan, membawa sesendok madu, untuk dituangkan dalam bejana yang telah disediakan di puncak sebuah bukit tak jauh dari ibu kota kerajaan. Seluruh rakyatnya pun memahami benar perintah tersebut dan menyatakan kesediaan mereka untuk melaksanakannya.
Akan tetapi, ada seorang rakyat yang berpikiran nakal, terlintaslah satu cara untuk mengelak dari titah raja.Dalam hati ia berkata,”Aku akan membawa sesendok penuh,tetapi bukan madu.Aku akan membawa air. Kegelapan malam akan melindungi dari pandangan mata seseorang.
Tak akan ada yang tahu. Raja juga tidak akan tahu kalau aku cuma bawa sesendok air. Dan Bukankah sesendok air tidak akan mempengaruhi satu bejana berisi madu yang dibawa oleh seluruh rakyat negeri ini” Malam yang ditentukan telah berlalu. Dan tibalah saat yang bersejarah untuk melihat isi bejana.
Betapa kagetnya sang raja, juga seluruh rakyatnya, ternyata bejana yang besar itu hanya penuh dengan air saja. Rupanya seluruh rakyat negeri itu memiliki pikiran nakal yang sama.Punya ide negatif yang sama. Mereka berpikir hanya dirinyalah yang membawa sesendok air,yang lain pasti membawa madu.Mereka berpikir bahwa jika cuma dirinya saja yang membawa sesendok air dan seluruh rakyat membawa madu, maka tidak apaapa.
Tidak berpengaruh apa-apa. Seluruh rakyat berpikiran yang sama, jadinya bejana itu tidak berisi madu seperti yang diharapkan sang raja,tapi berisi air. Dulu, saat mendengar cerita itu saya sempat tersenyum karena lucu.Namun belakangan ini, ketika mengingat kembali kisah bejana berisi air itu di sela-sela aktivitas saya,saya tidak lagi bisa menemukan perasaan lucu itu.
Sebaliknya, yang terbit justru perasaan miris, yang tiba-tiba mencengkeram batin saya. Ada rasa takut bahwa dua adegan dalam kisah di atas tidak lagi menjadi cerita dongeng belaka, tapi telah sungguh-sungguh, menjelma menjadi sebuah potret atas kenyataan yang sedang berlangsung di negeri kita.
Di mana seluruh penduduknya adalah aktor dengan watak yang serupa dalam dua cerita di atas. Jujur, kita masih sangat sering menjumpai dan mendengar adanya oknum pegawai negeri yang keluyuran di tengahtengah jam kerja. Dia mungkin berpikir, ”Ah cuma setengah jam.Tidak akan mengganggu kinerja. Tidak akan merugikan negara.Tidak akan menghambat kemajuan negeri ini.
”Cobalah kita renungkan jika ada ratusan ribu pegawai negeri yang berpikiran dan berperilaku seperti itu, berapa besar kerugian negara ini. Berapa besar jumlah uang rakyat yang digunakan untuk menggaji orang-orang yang kerjanya keluyuran seperti itu.
Beberapa waktu yang lalu kita mendengar ada oknum guru yang membocorkan kunci jawaban ujian nasional. Mungkin guru itu berpikiran sangat pragmatis, ”Ah yang aku beri tahu kunci jawaban itu cuma satu dua orang muridku. Tidak akan mempengaruhi SDM bangsa Indonesia.
” Saya sangat khawatir jika ternyata yang berpikiran tidak disiplin dan sembrono seperti itu ternyata tidak satu dua guru,bagaimana jika puluhan ribu guru? Kita juga masih sering mendengar berita pejabat dan anggota dewan yang berperilaku amoral. Hotel prodeo sesak oleh oknum pejabat dan anggota dewan yang terbukti korupsi. Mungkin saat mereka melakukan korupsi berpikiran, ”Ah jika aku ambil sedikit kan tidak apaapa.
Negara ini kaya, diambil sedikit tidak kentara dan tidak berpengaruh apa-apa.” Bagaimana jika pikiran jahat seperti itu masih mengakar di kepala para anggota dewan.Apa yang akan terjadi pada negeri ini? Berita meninggalnya Sophan Sophian mengejutkan kita semua. Beliau meninggal karena kecelakaan di jalan raya, di Sragen.Kecelakaan karena lubang kecil saja di jalan raya.
Mungkin pejabat yang bertanggung jawab saat tahu ada jalan yang lubang, dalam benaknya muncul pikiran, ”Ah cuma lubang kecil.Tidak apa apa. Tidak mempengaruhi maju mundurnya Indonesia.” Ya, cuma lubang kecil. Bagaimana jika yang jatuh kemudian tewas karena lubang kecil di jalan itu adalah orang nomor satu atau nomor dua di Indonesia? Bagaimana jika yang jatuh adalah seorang ilmuwan yang sangat penting bagi Indonesia dan dunia? Untuk menyelamatkan Indonesia sebenarnya tidak perlu teori yang muluk-muluk dan njelimet.
Cukuplah dimulai dari membenahi cara berpikir seluruh elemen negeri ini.Jika seluruh elemen bangsa ini, seluruh rakyat, dan seluruh aparatur pemerintahnya berpikir positif,bersih,jujur, bertanggung jawab dan tidak mementingkan diri sendiri,insya Allah bangsa ini akan menjadi bangsa yang besar.
Namun, jika ada satu orang saja di negeri ini berpikiran jahat, culas, mengkhianati negara,maka sangat berat untuk membangun Indonesia sebagai negara yang besar,makmur,dan sejahtera. Cukuplah jika Indonesia meminta sesendok madu,jangan sekali-kali––mulai presiden sampai rakyat jelata––berpikir untuk membawa sesendok air, apalagi berpikir tidak membawa apa-apa.
Berilah Indonesia sesendok madu, maka bejana Indonesia akan penuh madu. Jika Indonesia meminta untuk tidak korupsi,untuk bertanggung jawab, jangan pernah ada yang tebersit untuk korupsi meskipun hanya sebutir kerikil,insya Allah kita akan bangkit, maju, dan jaya. Mari kita beri sesendok madu untuk bejana Indonesia. Mari!
Jakarta,19 Mei 2008
Habiburrahman El Shirazy
Budayawan Muda, Penulis Novel Ayat Ayat Cinta
"Life gives answer in three ways :
It says YES and gives what you want
It says NO and gives you something better
It says WAIT and gives you the best
maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan...???"
31 March 2008
tips aman e-Banking
Jangan sampai Anda masuk perangkap phisher. Simak jurus menggunakan layanan online banking secara aman, yang diramu dari Infotech Indiatimes.
Cek URL Situs
Cek selalu URL situs bank Anda. Para penjahat cyber biasanya memikat korban untuk memasukkan username dan password ke situs palsu yang menyerupai situs resmi bank Anda. Jika Anda melihat suatu hal yang aneh, selain dari situs resmi bank Anda, bisa jadi situs tersebut palsu.
Jangan pernah memasukkan username atau password dan data sensitif lainnya tanpa terlebih dahulu memastikan bahwa Anda berada di situs yang benar. Satu lagi yang paling penting, usahakan selalu mengetik alamat situs bank Anda langsung pada browser, jangan pernah mengklik link yang ada dalam e-mail.
Update Sistem
Cek selalu update keamanan sistim operasi Anda. Pastikan sistim operasi dan browser Anda sudah diinstal dengan patch keamanan terbaru dari sumber terpercaya. Kalau perlu, pakailah firewall untuk mencegah hacker mencuri hak akses komputer Anda, khususnya jika Anda terhubung ke internet dengan menggunakan kabel atau model DSL.
Ganti Password
Gantilah password online banking Anda secara berkala. Hindari kode password yang mudah ditebak, seperti nama, tanggal lahir, nomor telepon. Jika perlu, gunakan password yang terdiri dari huruf abjad dan angka.
Jika Anda mempunyai beberapa rekening bank, jangan pernah gunakan password online banking yang sama untuk semua rekening. Jangan pernah pula menyimpan username dan password Anda di browser karena kemungkinan bisa di-crack hacker.
Cek Kebijakan Privasi Situs Bank
Beberapa bank saat ini sudah mempersenjatai sistim internet banking mereka dengan sistem keamanan yang lebih aman. Misalnya, jika Anda mentransfer uang secara online ke rekening lain dalam jumlah lebih besar, biasanya Anda akan diminta untuk menginputkan sebuah password tertentu. Beberapa bank membutuhkan password untuk memvalidasi transaksi berjumlah besar.
Pastikan pula bahwa alamat situs bank tersebut diawali dengan 'https', yang menandakan bahwa situs tersebut benar-benar "secure", karena telah dilindungi oleh teknologi enkripsi data (SSL).
Cek 'Last Logged In'
Umumnya terdapat panel 'last logged in' di situs bank. Cek panel tersebut setiap kali Anda login. Jika tiba-tiba muncul peringatan bahwa Anda tidak berwenang mengakses, misalnya Anda baru login ke situs itu 2 hari lalu, namun di panel tercatat bahwa Anda terakhir login tadi pagi, segera laporkan ke bank Anda dan ganti password tersebut.
Jangan lupa untuk selalu klik tombol 'exit' atau 'sign out' setelah masuk ke portal online banking Anda. Tutup pula browser tersebut untuk memastikan bahwa session Anda telah diterminasi.
Jangan Tinggalkan PC
Jangan pernah tinggalkan PC jika Anda telah menginputkan informasi transaksi online banking di situs. Sebisa mungkin hindari mengakses layanan online banking di warnet atau komputer publik. Hindari pula mengakses layanan online banking melalui koneksi Wi-Fi, jika privasi dan keamanannya kurang.
Hindari Mengisi Data Penting dalam Form
Hindari mengisi form yang ada dalam e-mail yang meminta informasi keuangan, seperti nomor rekening atau kartu kredit. Apalagi jika Anda diminta menginputkan username, password, nomor debit dan kartu kredit bank Anda.
Perlu diingat, petugas bank tidak pernah meminta nasabahnya untuk mengisi username, nomor kartu kredit ataupun password di sebuah form.
(sumber: detik)
Cek URL Situs
Cek selalu URL situs bank Anda. Para penjahat cyber biasanya memikat korban untuk memasukkan username dan password ke situs palsu yang menyerupai situs resmi bank Anda. Jika Anda melihat suatu hal yang aneh, selain dari situs resmi bank Anda, bisa jadi situs tersebut palsu.
Jangan pernah memasukkan username atau password dan data sensitif lainnya tanpa terlebih dahulu memastikan bahwa Anda berada di situs yang benar. Satu lagi yang paling penting, usahakan selalu mengetik alamat situs bank Anda langsung pada browser, jangan pernah mengklik link yang ada dalam e-mail.
Update Sistem
Cek selalu update keamanan sistim operasi Anda. Pastikan sistim operasi dan browser Anda sudah diinstal dengan patch keamanan terbaru dari sumber terpercaya. Kalau perlu, pakailah firewall untuk mencegah hacker mencuri hak akses komputer Anda, khususnya jika Anda terhubung ke internet dengan menggunakan kabel atau model DSL.
Ganti Password
Gantilah password online banking Anda secara berkala. Hindari kode password yang mudah ditebak, seperti nama, tanggal lahir, nomor telepon. Jika perlu, gunakan password yang terdiri dari huruf abjad dan angka.
Jika Anda mempunyai beberapa rekening bank, jangan pernah gunakan password online banking yang sama untuk semua rekening. Jangan pernah pula menyimpan username dan password Anda di browser karena kemungkinan bisa di-crack hacker.
Cek Kebijakan Privasi Situs Bank
Beberapa bank saat ini sudah mempersenjatai sistim internet banking mereka dengan sistem keamanan yang lebih aman. Misalnya, jika Anda mentransfer uang secara online ke rekening lain dalam jumlah lebih besar, biasanya Anda akan diminta untuk menginputkan sebuah password tertentu. Beberapa bank membutuhkan password untuk memvalidasi transaksi berjumlah besar.
Pastikan pula bahwa alamat situs bank tersebut diawali dengan 'https', yang menandakan bahwa situs tersebut benar-benar "secure", karena telah dilindungi oleh teknologi enkripsi data (SSL).
Cek 'Last Logged In'
Umumnya terdapat panel 'last logged in' di situs bank. Cek panel tersebut setiap kali Anda login. Jika tiba-tiba muncul peringatan bahwa Anda tidak berwenang mengakses, misalnya Anda baru login ke situs itu 2 hari lalu, namun di panel tercatat bahwa Anda terakhir login tadi pagi, segera laporkan ke bank Anda dan ganti password tersebut.
Jangan lupa untuk selalu klik tombol 'exit' atau 'sign out' setelah masuk ke portal online banking Anda. Tutup pula browser tersebut untuk memastikan bahwa session Anda telah diterminasi.
Jangan Tinggalkan PC
Jangan pernah tinggalkan PC jika Anda telah menginputkan informasi transaksi online banking di situs. Sebisa mungkin hindari mengakses layanan online banking di warnet atau komputer publik. Hindari pula mengakses layanan online banking melalui koneksi Wi-Fi, jika privasi dan keamanannya kurang.
Hindari Mengisi Data Penting dalam Form
Hindari mengisi form yang ada dalam e-mail yang meminta informasi keuangan, seperti nomor rekening atau kartu kredit. Apalagi jika Anda diminta menginputkan username, password, nomor debit dan kartu kredit bank Anda.
Perlu diingat, petugas bank tidak pernah meminta nasabahnya untuk mengisi username, nomor kartu kredit ataupun password di sebuah form.
(sumber: detik)
Subscribe to:
Posts (Atom)