15 July 2008

1 Tamparan untuk Menjawab 3 Pertanyaan

Ada seorang pemuda yang lama sekolah di luar negeri, kembali ke tanah air. Sesampainya di rumah ia meminta kepada orang tuanya untuk mencari seorang guru agama, kiyai atau siapa saja yang bisa menjawab 3 pertanyaannya. Akhirnya orang tua pemuda itu mendapatkan orang tersebut, seorang Kiyai.

Pemuda : Anda siapa Dan apakah bisa menjawab pertanyaan-pertanyaan saya?
Kiyai : Saya hamba Allah dan dengan izin-Nya maka saya akan menjawab pertanyaan anda.
Pemuda : Anda yakin? Sedangkan Profesor dan ramai orang yang pintar tidak mampu menjawab pertanyaan saya.
Kiyai : Saya akan mencoba sejauh kemampuan saya.
Pemuda : Saya ada 3 pertanyaan:
1.Kalau memang Allah itu ada,tunjukan wujud Allah kepada saya
2.Apakah yang dinamakan takdir
3.Kalau syaitan diciptakan dari api kenapa dimasukan ke neraka yang dibuat dari api, tentu tidak menyakitkan buat syaitan. Sebab mereka memiliki unsur yang sama. Apakah Allah tidak pernah berfikir sejauh itu?

Tiba-tiba Kyai tersebut menampar pipi pemuda tadi dengan keras.

Pemuda : (Sambil menahan sakit) Kenapa anda marah kepada saya?
Kiyai : Saya tidak marah...Tamparan itu adalah jawaban saya atas 3 pertanyaan yang anda ajukan kepada saya.
Pemuda : Saya sungguh-sungguh tidak mengerti.
Kiyai : Bagaimana rasanya tamparan Saya?
Pemuda : Tentu saja saya merasakan sakit.
Kiyai : Jadi anda percaya bahawa sakit itu ada?
Pemuda : Ya!
Kiyai : Tunjukan pada saya wujud sakit itu!
Pemuda : Saya tidak bisa.
Kiyai : Itulah jawaban pertanyaan pertama...kita semua merasakan kewujudan Tuhan tanpa mampu melihat wujudnya.
Kiyai : Apakah tadi malam anda bermimpi akan ditampar oleh saya?
Pemuda : Tidak.
Kiyai : Apakah pernah terfikir oleh anda akan menerima tamparan dari Saya hari ini?
Pemuda : Tidak
Kiyai : Itulah yang dinamakan TAKDIR
Kiyai : Terbuat dari apa tangan yang Saya gunakan untuk menampar anda?
Pemuda : Kulit.
Kiyai : Terbuat dari apa pipi anda?
Pemuda : Kulit
Kiyai : Bagaimana rasanya tamparan Saya?
Pemuda : Sakit
Kiyai : Walaupun syaitan dijadikan dari api dan neraka juga terbuat dari api, jika Allah menghendaki maka neraka akan menjadi tempat yang menyakitkan untuk syaitan.

02 July 2008

Mengapa Kita harus baca Al-Qur'an

Mengapa harus baca Alqur'an walaupun tidak mengerti artinya


*Suatu cerita yang indah: *
Seorang Muslim tua, Amerika bertahan hidup di suatu perkebunan di suatu pegunungan sebelah timur Negara bagian Kentucky dengan cucu lelakinya yg masih muda. Setiap pagi Kakek bangun lebih awal dan membaca Quran di meja makan di dapurnya. Cucu lelaki nya ingin sekali menjadi seperti kakeknya dan mencoba untuk menirunya dalam cara apapun semampunya.

*Suatu hari sang cucu nya bertanya,
" Kakek! Aku mencoba untuk membaca Qur'An seperti yang kamu lakukan tetapi aku tidak memahaminya, dan apa yang aku pahami aku lupakan secepat aku menutup buku. Apa sih kebaikan dari membaca Qur'An? Dengan tenang sang Kakek dengan meletakkan batubara
di dasar keranjang, memutar sambil melobangi keranjang nya ia menjawab,
"Bawa keranjang batubara ini ke sungai dan bawa kemari lagi penuhi dengan air." Maka sang cucu melakukan seperti yang diperintahkan kakek, tetapi semua air habis menetes sebelum tiba di depan rumahnya.

*Kakek tertawa dan berkata,
"Lain kali kamu harus melakukukannya lebih cepat lagi,"
Maka ia menyuruh cucunya kembali ke sungai dengan keranjang tsb untuk dicoba lagi. Sang cucu berlari lebih cepat, tetapi tetap, lagi2 keranjangnya kosong sebelum ia tiba di depan rumah. Dengan terengah-engah, ia berkata kepada kakek nya bahwa mustahil membawa air dari sungai dengan keranjang yang sudah dibolongi, maka sang cucu mengambil ember sebagai gantinya.

Sang kakek berkata,
" Aku tidak mau ember itu; aku hanya mau keranjang batubara itu. Ayolah, usaha kamu kurang cukup," maka sang kakek pergi ke luar pintu untuk mengamati usaha cucu laki-lakinya itu. Cucu nya yakin sekali bahwa hal itu mustahil, tetapi ia tetap ingin menunjukkan kepada kakek nya, biar sekalipun ia berlari secepat-cepatnya, air tetap akan bocor keluar sebelum ia sampai ke rumah.

Sekali lagi sang cucu mengambil air ke dalam sungai dan berlari sekuat tenaga menghampiri kakek, tetapi ketika ia sampai didepan kakek keranjang sudah kosong lagi. Sambil terengah-engah ia berkata,
"Lihat Kek, percuma!"
"Jadi kamu pikir percuma?" Jawab kakek.

Kakek berkata,"Lihatlah keranjangnya."
Sang cucu menurut, melihat ke dalam keranjangnya dan untuk pertama kalinya menyadari bahwa keranjang itu sekarang berbeda. Keranjang itu telah berubah dari keranjang batubara yang tua kotor dan kini bersih, luar dalam.
"Cucuku, hal itulah yang terjadi ketika kamu membaca Qur'An. Kamu tidak bisa memahami atau ingat segalanya, tetapi ketika kamu membaca nya lagi, kamu akan berubah, luar dalam.Itu adalah karunia dari Allah di dalam hidup kita."

Apa yang kita Sombongkan??

Seorang pria yang bertamu ke rumah Sang Guru tertegun keheranan. Dia melihat Sang Guru sedang sibuk bekerja , ia mengangkuti air dengan ember dan menyikat lantai rumahnya keras-keras. Keringatnya bercucuran deras.Menyaksikan keganjilan ini orang itu bertanya,

"Apa yang sedang Anda lakukan?"

Sang Guru menjawab,

"Tadi saya kedatangan serombongan tamu yang meminta nasihat. Saya memberikan banyak nasihat yang bermanfaat bagi mereka. Mereka pun tampak puas sekali.Namun, setelah mereka pulang tiba-tiba saya merasa menjadi orang yang hebat. Kesombongan saya mulai bermunculan. Karena itu, saya melakukan ini untuk membunuh perasaan sombong saya."

Sombong adalah penyakit yang sering menghinggapi kita semua, yang benih-benihnya terlalu kerap muncul tanpa kita sadari.

Di tingkat terbawah, sombong disebabkanoleh faktor materi. Kita merasa lebih kaya, lebih rupawan, dan lebih terhormat dari pada orang lain.

Di tingkat kedua, sombong disebabkan oleh faktor kecerdasan. Kita merasa lebih pintar, lebih kompeten,dan lebih berwawasan dibandingkan orang lain.

Di tingkat ketiga, sombong disebabkan oleh faktor kebaikan. Kita sering menganggap diri kita lebih bermoral, lebih pemurah, dan lebih tulus dibandingkan dengan orang lain.

Yang menarik, semakin tinggi tingkat kesombongan,semakin sulit pula kita mendeteksinya. Sombong karena materi sangat mudah terlihat, namun sombong karena pengetahuan, apalagi sombong karena kebaikan, sulit terdeteksi karena seringkali hanya berbentuk benih-benih halus di dalam batin kita.

Akar dari kesombongan ini adalah ego yang berlebihan.Pada tataran yang lumrah, ego menampilkan dirinya dalam bentuk harga diri (self-esteem) dan kepercayaan diri ( self-confidence).

Akan tetapi, begitu kedua hal ini berubah menjadi kebanggaan (pride), Anda sudah berada sangat dekat dengan kesombongan. Batas antara bangga dan sombong tidaklah terlalu jelas.

Kita sebenarnya terdiri dari dua kutub, yaitu ego disatu kutub dan kesadaran sejati di lain kutub. Pada saat terlahir ke dunia, kita dalam keadaan telanjang dan tak punya apa-apa. Akan tetapi, seiring dengan waktu, kita mulai memupuk berbagai keinginan, lebih dari sekadar yang kita butuhkan dalam hidup. Keenam indra kita selalu mengatakan bahwa kita memerlukan lebih banyak lagi.

Perjalanan hidup cenderung menggiring kita menuju kutub ego. Ilusi ego inilah yang memperkenalkan kita kepada dualisme ketamakan (ekstrem suka) dan kebencian (ekstrem tidak suka). Inilah akar dari segala permasalahan.

Perjuangan melawan kesombongan merupakan perjuangan menuju kesadaran sejati. Untuk bisa melawan kesombongan dengan segala bentuknya, ada dua perubahan paradigma yang perlu kita lakukan.

Pertama, kita perlu menyadari bahwa pada hakikatnya kita bukanlah makhluk fisik, tetapi makhluk spiritual. Kesejatian kita adalah spiritualitas, sementara tubuh fisik hanyalah sarana untuk hidup di dunia. Kita lahir dengan tangan kosong, dan (ingat!) kita pun akan mati dengan tangan kosong.

Pandangan seperti ini akan membuat kita melihat semua makhluk dalam kesetaraan universal. Kita tidak akanlagi terkelabui oleh penampilan, label, dan segala "tampak luar" lainnya. Yang kini kita lihat adalah"tampak dalam". Pandangan seperti ini akan membantu menjauhkan kita dari berbagai kesombongan atau ilusi ego.

Kedua, kita perlu menyadari bahwa apa pun perbuatan baik yang kita lakukan, semuanya itu semata-mata adalah juga demi diri kita sendiri. Kita memberikan sesuatu kepada orang lain adalah juga demi kita sendiri.

Dalam hidup ini berlaku hukum kekekalan energi. Energi yang kita berikan kepada dunia tak akan pernah musnah.Energi itu akan kembali kepada kita dalam bentuk yang lain. Kebaikan yang kita lakukan pasti akan kembali kepada kita dalam bentuk persahabatan, cinta kasih, makna hidup, maupun kepuasan batin yang mendalam.Jadi, setiap berbuat baik kepada pihak lain, kita sebenarnya sedang berbuat baik kepada diri kita sendiri.

Kalau begitu, apa yang kita sombongkan?

Musuh yang Berenang di Air Tenang

Musuh Yang Berenang Di Air Tenang

Oleh: Muhammad Nuh

Seorang mukmin hidupnya kadang mirip peladang. Tak pernah lelah membuka lahan, menanam benih, merawat, menjaga, dan akhirnya menikmati indahnya tanaman yang mulai berbuah. Tapi, jangan pernah menanggalkan parang. Karena dalam kebun juga ada ular, babi hutan, dan anjing liar.

Keimanan merupakan anugerah Allah yang begitu mahal. Hidup yang keras bisa terlalui dengan tenang, nyaman, dan penuh harapan. Sesulit apa pun kehidupan seorang mukmin, ia tetap punya harapan hari esok yang sangat membahagiakan.

Namun, bukanlah iman yang tanpa ujian. Iman bukan sebuah jaminan kalau seorang anak manusia bisa hidup tanpa gangguan. Bukan seperti tiket busway yang bisa memberi jaminan bebas macet di saat padatnya lalu lintas kota. Justru, kian melekat nilai keimanan pada diri seseorang, semakin banyak cobaan dan gangguan.

“Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan ‘Kami telah beriman’, sedang mereka tidak diuji lagi? Dan sungguh kami telah menguji orang-orang sebelum mereka, maka sungguh Allah mengetahui orang-orang yang benar dan yang dusta.” (Al-Ankabut: 2-3)

Seorang mukmin mungkin bisa tahan dengan duri-duri jalan hidup. Sabar dan terus istiqamah. Tapi, akan beda jika tusukan tidak lagi sekecil duri. Melainkan, sudah berbentuk belati dan pedang.

Ujian ternyata tidak cuma berhenti pada konflik internal diri. Tidak berhenti pada berkecamuknya perang antara tuntutan naluri insani dengan pagar keimanan. Lebih dari itu. Ada musuh-musuh yang senantiasa mengintai. Siang dan malam. Di saat damai, apalagi perang.

Maha Benar Allah dalam firman-Nya: “Dan demikianlah Kami jadikan bagi tiap-tiap nabi itu musuh, yaitu setan-setan (dari jenis) manusia dan (dari jenis) jin, sebagian mereka membisikkan kepada sebagian yang lain perkataan-perkataan yang indah-indah untuk menipu (manusia). Jikalau Tuhanmu menghendaki, niscaya mereka tidak mengerjakannya, maka tinggalkanlah mereka dan apa yang mereka ada-adakan.” (Al-An’am: 112)

Setidaknya, ada tiga kelompok musuh yang kerap mengganggu keteguhan seorang yang beriman. Pertama, musuh bebuyutan Islam. Dikatakan bebuyutan karena permusuhan ini turun temurun. Terwarisi dari generasi ke generasi. Mereka tidak akan pernah senang hingga orang-orang beriman pindah keyakinan.

Tergolong dalam kelompok ini adalah Yahudi dan Nasrani. Permusuhannya bersifat laten dan abadi. Itulah firman Allah swt. dalam surah Al-Baqarah ayat 120. “Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepada kamu hingga kamu mengikuti agama mereka.“

Ada dengki abadi yang sulit disembuhkan. Ada semacam gugatan kepada Allah yang dilampiaskan ke umat Islam. Mereka menggugat, kenapa kenabian terakhir jatuh ke orang Arab. Bukan Bani Israil seperti yang selama ini berlangsung. “Sebagian Ahli Kitab menginginkan agar mereka dapat mengembalikan kamu kepada kekafiran setelah kamu beriman, karena dengki yang (timbul) dari diri mereka sendiri, setelah nyata bagi mereka kebenaran.…” (Al-Baqarah: 109)

Segala hal mereka lakukan. Mulai dari yang terlihat damai, hingga langsung berupa peperangan. Para pemikir sesat, dari yang berjenis Salman Rusdi hingga yang shalat dua bahasa, selalu terkait dengan sepak terjang Yahudi dan Nasrani beserta jaringannya. Semua itu punya sasaran tembak khusus. Apalagi kalau bukan menggoyahkan keimanan umat Islam.

Kelompok musuh kedua adalah mereka yang punya kepentingan. Kelompok ini agak lebih unik. Mereka heterogen. Bisa datang dari mana pun. Tidak terang-terangan dan konsisten memusuhi umat Islam. Tidak juga turun temurun seperti permusuhan Yahudi dan Nasrani. Tapi, lebih karena perbedaan kepentingan.

Biasanya, yang masuk dalam kelompok ini adalah para pelaku maksiat: koruptor, pezina, dukun, dan mereka yang tak punya agama. Masuk juga mereka yang mengambil untung dari bisnis maksiat.

Hal itulah yang pernah dialami kaum Nabi Luth. Mereka mengusir dan memusuhi Luth dan pengikutnya bukan karena soal keyakinan. Melainkan, soal kepentingan. “Jawab kaumnya tidak lain hanya mengatakan, ‘Usirlah mereka (Luth dan pengikut-pengikutnya) dari kotamu ini; sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang berpura-pura mensucikan diri.” (Al-A’raf: 82)

Jadi, jangan pernah menganggap kalau ingin hidup bersih tidak mengundang musuh. Terlebih jika bersih dalam cakupan besar: masyarakat dan negara. Tentu ini akan mengancam kepentingan kekuatan kotor di lingkungan yang sama. Dan tak ada langkah lain buat mereka kecuali memusuhi.

Andai umat Islam seperti peladang. Tentu, indahnya suasana damai tidak lantas memutus urat kewaspadaan. Itulah mungkin, kenapa para peladang tidak akan menanggalkan parang.

Sumber: dakwatuna, 29/5/2008 | 24 Jumadil Awal 1429 H

Islam dalam pandangan Oprah Winfrey

Minggu/Ahad (07/05) lalu.saya baru saja dibuat terpana dengan salah satu episode talk show paling laris di dunia, yaitu The Oprah Winfrey Show.

Dalam episode yang ditayangkan siang itu, fokus pembicaraan adalah tentang diskriminasi rasialis terhadap umat Islam. Ceritanya, selama 30 hari penuh, seorang lelaki dari AS yang apriori terhadap Islam diajak tinggal bersama sebuah keluarga Muslim dan bahkan disuruh 'menyamar' sebagai seorang Muslim, lengkap dengan janggut dan pakaian gamis panjang seperti yang dipakai oleh orang-orang Arab. Salah satu misinya adalah mengenali kehidupan seorang Muslim yang sebenarnya dan merasakan sendiri bagaimana rasanya menjadi seorang Muslim yang sering menerima diskriminasi oleh orang lain di AS.

Singkat kata, ia merasakan betul bagaimana pahitnya menjadi seorang Muslim yang dicurigai hanya lantaran janggut dan baju gamis, padahal semua tuduhan itu sama sekali tanpa bukti. Ia telah berkeliling kota dengan penampilan seperti itu, dan respon instan yang diberikan orang-orang terhadapnya sangat menyakitkan. Bahkan sebagian besar warga AS yang diajaknya bicara secara terang-terangan menolak untuk tidak mendiskriminasikan umat Islam karena mereka yakin betul bahwa semua Muslim adalah teroris.

Di sisi lain, 30 hari yang dihabiskannya bersama sebuah keluarga Muslim benar-benar menunjukkan sebaliknya. Ia merasa bahwa keluarga itu sangat harmonis, dan meskipun banyak kebiasaan yang tidak dipahaminya, namun ia mengakui bahwa banyak masalah bisa terpecahkan dengan ajaran Islam.

Salah satu bagian yang paling menarik adalah ketika lelaki itu duduk dan mengobrol bersama istri sang tuan rumah berdua di sebuah ruangan. Kemudian sang tuan rumah datang dan mengatakan bahwa dalam Islam dijelaskan bahwa ketika dua orang lawan jenis yang bukan muhrim dan bukan suami istri berada dalam satu ruangan, maka akan ada pihak ketiga bersama mereka, yaitu syetan. Hal pertama yang dipikirkan oleh sang lelaki non-Muslim tersebut adalah bahwa prinsip ini benar-benar gila. Tapi di hadapan Oprah dan semua penonton di studio saat itu, akhirnya ia mengakui bahwa prinsip hubungan antar lawan jenis dalam Islam seperti demikian itu sepertinya benar-benar bisa mengakhiri banyak masalah yang terjadi dalam pergaulan di AS yang serba bebas. Pencabulan, perzinaan, penyimpangan seksual, perselingkuhan, sampai penyebaran HIV / AIDS pun bisa dicegah dengan cara ini, lebih efektif daripada cara apa pun. ...dan saya pun terpana dengan mulut terbuka lebar mendengar pengakuannya.

Saya tidak pernah menyangka seorang non-Muslim akan dengan begitu beraninya mengakui kebenaran Islam di hadapan begitu banyak kamera televisi. Dan walaupun saya mengakui keberanian Oprah dalam mengangkat tema-tema yang kontroversial, saya tetap terpana melihat bagaimana ia berani menggiring acara talk show tersebut dengan cara yang amat objektif.

Maka sekarang jelaslah tugas kita semua. Anda bisa melihat sendiri betapa buruknya citra Islam di mata banyak orang. Oprah telah membuka jalan bagi syiar Islam, yaitu dengan membuktikan bahwa keteladanan akan menghancurkan semua asumsi yang salah. Kalau mereka tidak mau percaya pada kata-kata, maka buktikanlah dengan perbuatan! Buktikanlah bahwa umat Islam bukan teroris! Kita harus membuktikan bahwa kita adalah sebenar-benarnya umat terbaik (khairu ummah) yang mampu memberikan solusi bagi seisi bumi. Kita harus menjadi bagian dari solusi, bukan justru menjadi beban.

Dan kita memang mampu memberikan solusi, asalkan kita terus berpegang pada Al-Qur'an dan Al-Hadits. Tidak ada petunjuk yang lebih jernih daripada keduanya. Sesungguhnya kebenaran adalah kebenaran. Tidak peduli ras manapun, bangsa apa pun, atau bagaimana pun keadaannya, kebenaran akan selalu diterima sebagai kebenaran. Kalau mereka menolak, mungkin karena mereka belum melihat buktinya. Tugas kita sekarang adalah memberi pembuktian!

Love, chance or choice

Love : Chance or Choice
Cinta: Kesempatan atau Pilihan

Saat kita bertemu dengan seseorang yang sempurna yang kita cintai di saat yang tepat, di tempat yang tepat dan di waktu yang tepat, itu adalah kesempatan

Saat kamu bertemu seseorang yang membuatmu tertarik, itu bukan pilihan itu adalah kesempatan

Selalu bersama/bertemu dalam suatu waktu (dan banyak pasangan yang menikah karena hal ini) bukanlah suatu pilihan, itu juga suatu kesempatan.

Perbedaannya adalah setelah semuanya itu terjadi. Kapan kau akan membawa rasa cinta, suka, ketertarikan tersebut naik ke tingkat selanjutnya?

Pada saat akal sehat kembali, kau duduk dan menimbang kembali apakah kau ingin melanjutkan hubungan tersebut atau melepaskannya. Jika kau memilih untuk mencintai seseorang tersebut, meskipun dengan segala kekurangannya, itu bukanlah kesempatan itu adalah pilihan.

Disaat kau memilih untuk bersama dengan seseorang, tidak peduli dengan hal lainnya, itu adalah pilihan. Meskipun kau tahu banyak orang di luar sana yang lebih menarik,
pintar, dan lebih kaya daripada pasanganmu, dan ya, kau memutuskan untuk tetap mencintai pasanganmu apa adanya, itu adalah pilihan.

Cinta, suka, ketertarikan datang kepada kita dari kesempatan. Tetapi cinta sejati itu adalah sungguh-sungguh suatu pilihan. Sebuah pilihan yang kita buat.

Berkenaan dengan teman sejiwa, ada sebuah film yang indah membuat saya percaya bahwa ini adalah sungguhan mengenai:
“Nasib membawamu untuk bersama, tetapi untuk tetap bersama sampai
akhir itu semua tergantung dari dirimu.”

Saya percaya bahwa teman sejiwa itu benar-benar ada. Bahwa ada seseorang khusus diciptakan untukmu. Tetapi itu masih tetap tergantung pada dirimu untuk membuat pilihan tersebut apakah kau akan melakukannya atau tidak. Kita mungkin akan menemukan teman sejati kita dengan kesempatan yang ada, tetapi untuk mencintai dan bersama dengan teman sejiwa kita, itu adalah tetap pilihan kita untuk mewujudkannya.

Kita datang ke dunia ini bukan untuk mencari seseorang yang sempurna untuk mencintai…
Tetapi untuk belajar bagaimana mencintai seseorang yang tidak sempurna dengan sempurna

Peduli..!!

"Perangkap" ini kadang datang dalam hidup kita,

Sepasang suami dan istri petani pulang kerumah setelah berbelanja. Ketika mereka membuka barang belanjaan, seekor tikus memperhatikan dengan seksama sambil menggumam "hmmm...makanan apa lagi yang dibawa mereka dari pasar??"

Ternyata, salah satu yang dibeli oleh petani ini adalah Perangkap Tikus. Sang tikus kaget bukan kepalang.

Ia segera berlari menuju kandang dan berteriak, "Ada Perangkap Tikus di rumah....di rumah sekarang ada perangkap tikus...."

Ia mendatangi ayam dan berteriak, "ada perangkap tikus"
Sang Ayam berkata, "Tuan Tikus..., Aku turut bersedih, tapi itu tidakberpengaruh terhadap diriku"

Sang Tikus lalu pergi menemui seekor Kambing sambil berteriak.
Sang Kambing pun berkata, "Aku turut ber simpati...tapi tidak ada yang bisa aku lakukan"

Tikus lalu menemui Sapi. Ia mendapat jawaban sama. "Maafkan aku. Tapi perangkap tikus tidak berbahaya buat aku sama sekali"

Ia lalu lari ke hutan dan bertemu Ular.
Sang ular berkata " Ahhh...Perangkap Tikus yang kecil tidak akan mencelakai aku"

Akhirnya Sang Tikus kembali kerumah dengan pasrah mengetahui kalau ia akan menghadapi bahaya sendiri.

Suatu malam, pemilik rumah terbangun mendengar suara keras perangkap tikusnya berbunyi menandakan telah memakan korban. Ketika melihat perangkap tikusnya, ternyata yang terperangkap adalah seekor ular berbisa. Buntut ular yang terperangkap membuat ular semakin ganas dan menyerang istri pemilik rumah.

Walaupun sang Suami sempat membunuh ular berbisa tersebut, sang istri terkena gigitan ular tersebut. Sang suami harus membawa istrinya kerumah sakit dan kemudian istrinya sudah boleh pulang namun beberapa hari kemudian istrinya tetap demam. Ia lalu minta dibuatkan sop ceker ayam oleh suaminya. (kita semua tau, sop ceker ayam sangat bermanfaat buat mengurangi demam)

Suaminya dengan segera menyembelih ayamnya untuk dimasak cekernya. Beberapa hari kemudian sakitnya tidak kunjung reda. Seorang teman menyarankan untuk makan hati kambing. Ia lalu menyembelih kambingnya untuk mengambil hatinya.

Masih, istrinya tidak sembuh-sembuh dan akhirnya meninggal dunia. Banyak sekali orang datang pada saat pemakaman. Sehingga sang Petani harus menyembelih sapinya untuk memberi makan orang-orang yang melayat.

Dari kejauhan...Sang Tikus menatap dengan penuh kesedihan. Beberapa hari kemudian ia melihat Perangkap Tikus tersebut sudah tidak digunakan lagi.

SUATU HARI..KETIKA ANDA MENDENGAR SESEORANG DALAM KESULITAN DAN MENGIRA ITU BUKAN URUSAN ANDA... MAKA PIKIRKANLAH SEKALI LAGI

ghazwul fikri

KENYATAAN HIDUP DI BALIK PERMAINAN INI.

Seorang ibu guru sedang bersemangat mengajarkan sesuatu kepada murid-muridnya. Ia duduk menghadap murid-muridnya. Di tangan kirinya ada kapur, di tangan kanannya ada pensil. Ibu guru itu berkata, "Saya ada satu permainan... Caranya begini, ditangan kiri saya ada kapur, di tangan kanan ada pensil. Jika saya angkat kapur ini, maka berkatalah "Kapur!", jika saya angkat pensil ini, maka berkatalah "Pensil!" Murid uridnya pun mengerti dan mengikuti. Guru berganti-gantian mengangkat antara kanan dan kiri tangannya, semakin lama semakin cepat. Beberapa saat kemudian guru kembali berkata, "Baik sekarang perhatikan. Jika saya angkat kapur, maka sebutlah "Pensil!", jika saya angkat pensil, maka katakanlah "Kapur!". Dan diulangkan seperti tadi, tentu saja murid-murid tadi keliru dan kikuk, dan sangat sukar untuk mengubahnya. Namun lambat laun, mereka sudah biasa dan tidak lagi kikuk. Selang beberapa saat, permainan berhenti.

Sang guru tersenyum kepada murid-muridnya. "Murid-murid, begitulah kita umat Islam. Mulanya yang haq itu haq, yang bathil itu bathil. Kita begitu jelas membedakannya. Namun kemudian, musuh musuh kita memaksakan kepada kita dengan perbagai cara, untuk menukarkan sesuatu, dari yang haq menjadi bathil, dan sebaliknya. Pertama-tama mungkin akan sukar bagi kita menerima hal tersebut, tapi karena terus sosialisasikan dengan cara-cara menarik oleh mereka, akhirnya lambat laun kamu akan terbiasa dengan hal itu. Dan anda mulai dapat mengikutinya. Musuh-musuh kamu tidak pernah berhenti membalik dan menukar nilai dan waktu. "Keluar berduaan, berkasih-kasihan tidak lagi sesuatu yang susah, Zina tidak lagi jadi persoalan, pakaian seksi menjadi hal yang lumrah, tanpa rasa malu, sex sebelum nikah menjadi suatu kebiasaan dan trend, hiburan yang asyik dan panjang sehingga melupakan yang wajib adalah biasa, materialistik kini menjadi suatu gaya hidup dan lain lain. "Semuanya sudah terbalik. Dan tanpa disadari, anda sedikit demi sedikit menerimanya tanpa rasa ia satu kesalahan dan kemaksiatan. Paham?" tanya Guru kepada murid-muridnya. "Paham guru..."
"Baik permainan kedua..." begitu Guru melanjutkan. "Ini ada Qur'an,saya akan meletakkannya di tengah karpet. Sekarang anda berdiri diluar karpet. Permainannya adalah, bagaimana caranya mengambil Qur'an yang ada ditengah tanpa menginjak karpet?"
Murid-muridnya berpikir. Ada yang mencoba alternatif dengan tongkat, dan lain-lain.
Akhirnya Guru memberikan jalan keluar, digulungnya karpet, dan ia ambil Qur'an. Ia memenuhi syarat, tidak menginjak karpet. "Murid-murid, begitulah ummat Islam dan musuh-musuhnya. ..Musuh-musuh Islam tidak akan menginjak-nginjak anda dengan terang-terang. ..Kerana tentu anda akan menolaknya mentah mentah. Orang biasapun tak akan rela kalau Islam dihina dihadapan mereka. Tapi mereka akan menggulung anda perlahan-lahan dari pinggir, sehingga anda tidak sadar.
"Jika seseorang ingin membuat rumah yang kuat, maka dibuatlah pondasi yang kuat. Begitulah Islam, jika ingin kuat, maka bangunlah aqidah yang kuat. Sebaliknya, jika ingin membongkar rumah, tentu susah kalau dimulai dgn pondasinya dulu, tentu saja hiasan-hiasan dinding akan dikeluarkan dulu, kursi dipindahkan dulu, Lemari dikeluarkan dulu satu persatu, baru rumah dirobohkankan. .."

"Begitulah musuh-musuh Islam menghancurkan kita. Ia tidak akan menghantam terang-terangan, tapi ia akan perlahan-lahan mempengaruhi anda. Mulai dari perangai anda, cara hidup, pakaian dan lain-lain, sehingga meskipun anda muslim, tapi anda telah meninggalkan ajaran Islam dan mengikuti cara yang mereka... Dan itulah yang mereka inginkan." "Ini semua adalah fenomena Ghazwul Fikri (Perang Pemikiran). Dan inilah yang dijalankan oleh musuh-musuh kita... "
"Kenapa mereka tidak berani terang-terang menginjak-nginjak, bu?" tanya murid- murid.
"Sesungguhnya dahulu mereka terang-terang menyerang, misalnya Perang Salib, Perang Tartar, dan lain-lain. Tapi sekarang tidak lagi." Begitulah Islam... Kalau diserang perlahan-lahan, mereka tidak akan sadar, akhirnya hancur. Tapi kalau diserang serentak terang-terangan, mereka akan bangkit serentak, baru mereka akan sadar".

"Kalau begitu, kita selesaikan pelajaran kita kali ini, dan mari kita berdoa dahulu sebelum pulang..." Matahari bersinar terik takala anak-anak itu keluar meninggalkan tempat belajar mereka dengan pikiran masing-masing di kepalanya...

RENUNGILAH SAHABAT SEMUA..
TOLONG SEBARKAN PADA SAUDARA2 ISLAM KITA... MOGA ALLAH MEMBERI TAUFIQ DAN HIDAYAH PADA KITA DAN KELUARGA KITA... MARILAH KITA SAMA2 SADAR BAHAWA AGAMA, BANGSA, DAN TANAH AIR KITA SEMAKIN TERANCAM!

Arithmetical Magic

Absolutely amazing!

Beauty of Mathematics !!!!!!!

1 x 8 + 1 = 9
12 x 8 + 2 = 98
123 x 8 + 3 = 987
1234 x 8 + 4 = 9876
12345 x 8 + 5 = 98765
123456 x 8 + 6 = 987654
1234567 x 8 + 7 = 9876543
12345678 x 8 + 8 = 98765432
123456789 x 8 + 9 = 987654321

1 x 9 + 2 = 11
12 x 9 + 3 = 111
123 x 9 + 4 = 1111
1234 x 9 + 5 = 11111
12345 x 9 + 6 = 111111
123456 x 9 + 7 = 1111111
1234567 x 9 + 8 = 11111111
12345678 x 9 + 9 = 111111111
123456789 x 9 +10= 1111111111

9 x 9 + 7 = 88
98 x 9 + 6 = 888
987 x 9 + 5 = 8888
9876 x 9 + 4 = 88888
98765 x 9 + 3 = 888888
987654 x 9 + 2 = 8888888
9876543 x 9 + 1 = 88888888
98765432 x 9 + 0 = 888888888

Brilliant, isn't it?

And look at this symmetry:

1 x 1 = 1
11 x 11 = 121
111 x 111 = 12321
1111 x 1111 = 1234321
11111 x 11111 = 123454321
111111 x 111111 = 12345654321
1111111 x 1111111 = 1234567654321
11111111 x 11111111 = 123456787654321
111111111 x 111111111 = 12345678987654321



Now, take a look at this...


101%



From a strictly mathematical viewpoint:



What Equals 100%?
What does it mean to give MORE than 100%?

Ever wonder about those people who say they are giving more than 100%?

We have all been in situations where someone wants you to
GIVE OVER 100%.

How about ACHIEVING 101%?


What equals 100% in life?


Here's a little mathematical formula that might help
answer these questions:


If:

A B C D E F G H I J K L M N O P Q R S T U V W X Y Z

Is represented as:

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26.


If:


H-A-R-D-W-O- R- K

8+1+18+4+23+ 15+18+11 = 98%


And:

K-N-O-W-L-E- D-G-E

11+14+15+23+ 12+5+4+7+ 5 = 96%


But:

A-T-T-I-T-U- D-E

1+20+20+9+20+ 21+4+5 = 100%



THEN, look how far the love of God will take you:



L-O-V-E-O-F- G-O-D

12+15+22+5+15+ 6+7+15+4 = 101%


Therefore, one can conclude with mathematical certainty that:

While Hard Work and Knowledge will get you close, and Attitude will
get you there, It's the Love of God that will put you over the top!

It's up to you if you share this with your friends & loved ones just
the way I did..

Have a nice day & God bless!!

Sesendok Madu untuk Indonesia

SAYA pernah terkesan dengan sebuah kisah yang saya dapat ketika saya masih belajar di bangku Madrasah Aliyah Program Khusus Surakarta.

Kisah itu disampaikan oleh seorang ustad untuk memotivasi kami agar tidak meremehkan sebuah tanggung jawab sekecil apa pun. Kisah tentang bejana raja yang berisi air. Saat itu saya tidak tahu dari mana ustad mendapatkan kisah itu.

Dari buku apa,dari kitab apa? Belakangan saya mendapati kisah serupa termaktub juga dalam buku Lentera Hati karya Prof Quraish Shihab. Dikisahkan, suatu ketika seorang raja yang bijaksana ingin menguji kesadaran dan loyalitas rakyatnya.

Sang raja menitahkan agar setiap orang pada malam yang telah ditetapkan, membawa sesendok madu, untuk dituangkan dalam bejana yang telah disediakan di puncak sebuah bukit tak jauh dari ibu kota kerajaan. Seluruh rakyatnya pun memahami benar perintah tersebut dan menyatakan kesediaan mereka untuk melaksanakannya.

Akan tetapi, ada seorang rakyat yang berpikiran nakal, terlintaslah satu cara untuk mengelak dari titah raja.Dalam hati ia berkata,”Aku akan membawa sesendok penuh,tetapi bukan madu.Aku akan membawa air. Kegelapan malam akan melindungi dari pandangan mata seseorang.

Tak akan ada yang tahu. Raja juga tidak akan tahu kalau aku cuma bawa sesendok air. Dan Bukankah sesendok air tidak akan mempengaruhi satu bejana berisi madu yang dibawa oleh seluruh rakyat negeri ini” Malam yang ditentukan telah berlalu. Dan tibalah saat yang bersejarah untuk melihat isi bejana.

Betapa kagetnya sang raja, juga seluruh rakyatnya, ternyata bejana yang besar itu hanya penuh dengan air saja. Rupanya seluruh rakyat negeri itu memiliki pikiran nakal yang sama.Punya ide negatif yang sama. Mereka berpikir hanya dirinyalah yang membawa sesendok air,yang lain pasti membawa madu.Mereka berpikir bahwa jika cuma dirinya saja yang membawa sesendok air dan seluruh rakyat membawa madu, maka tidak apaapa.

Tidak berpengaruh apa-apa. Seluruh rakyat berpikiran yang sama, jadinya bejana itu tidak berisi madu seperti yang diharapkan sang raja,tapi berisi air. Dulu, saat mendengar cerita itu saya sempat tersenyum karena lucu.Namun belakangan ini, ketika mengingat kembali kisah bejana berisi air itu di sela-sela aktivitas saya,saya tidak lagi bisa menemukan perasaan lucu itu.

Sebaliknya, yang terbit justru perasaan miris, yang tiba-tiba mencengkeram batin saya. Ada rasa takut bahwa dua adegan dalam kisah di atas tidak lagi menjadi cerita dongeng belaka, tapi telah sungguh-sungguh, menjelma menjadi sebuah potret atas kenyataan yang sedang berlangsung di negeri kita.

Di mana seluruh penduduknya adalah aktor dengan watak yang serupa dalam dua cerita di atas. Jujur, kita masih sangat sering menjumpai dan mendengar adanya oknum pegawai negeri yang keluyuran di tengahtengah jam kerja. Dia mungkin berpikir, ”Ah cuma setengah jam.Tidak akan mengganggu kinerja. Tidak akan merugikan negara.Tidak akan menghambat kemajuan negeri ini.

”Cobalah kita renungkan jika ada ratusan ribu pegawai negeri yang berpikiran dan berperilaku seperti itu, berapa besar kerugian negara ini. Berapa besar jumlah uang rakyat yang digunakan untuk menggaji orang-orang yang kerjanya keluyuran seperti itu.

Beberapa waktu yang lalu kita mendengar ada oknum guru yang membocorkan kunci jawaban ujian nasional. Mungkin guru itu berpikiran sangat pragmatis, ”Ah yang aku beri tahu kunci jawaban itu cuma satu dua orang muridku. Tidak akan mempengaruhi SDM bangsa Indonesia.

” Saya sangat khawatir jika ternyata yang berpikiran tidak disiplin dan sembrono seperti itu ternyata tidak satu dua guru,bagaimana jika puluhan ribu guru? Kita juga masih sering mendengar berita pejabat dan anggota dewan yang berperilaku amoral. Hotel prodeo sesak oleh oknum pejabat dan anggota dewan yang terbukti korupsi. Mungkin saat mereka melakukan korupsi berpikiran, ”Ah jika aku ambil sedikit kan tidak apaapa.

Negara ini kaya, diambil sedikit tidak kentara dan tidak berpengaruh apa-apa.” Bagaimana jika pikiran jahat seperti itu masih mengakar di kepala para anggota dewan.Apa yang akan terjadi pada negeri ini? Berita meninggalnya Sophan Sophian mengejutkan kita semua. Beliau meninggal karena kecelakaan di jalan raya, di Sragen.Kecelakaan karena lubang kecil saja di jalan raya.

Mungkin pejabat yang bertanggung jawab saat tahu ada jalan yang lubang, dalam benaknya muncul pikiran, ”Ah cuma lubang kecil.Tidak apa apa. Tidak mempengaruhi maju mundurnya Indonesia.” Ya, cuma lubang kecil. Bagaimana jika yang jatuh kemudian tewas karena lubang kecil di jalan itu adalah orang nomor satu atau nomor dua di Indonesia? Bagaimana jika yang jatuh adalah seorang ilmuwan yang sangat penting bagi Indonesia dan dunia? Untuk menyelamatkan Indonesia sebenarnya tidak perlu teori yang muluk-muluk dan njelimet.

Cukuplah dimulai dari membenahi cara berpikir seluruh elemen negeri ini.Jika seluruh elemen bangsa ini, seluruh rakyat, dan seluruh aparatur pemerintahnya berpikir positif,bersih,jujur, bertanggung jawab dan tidak mementingkan diri sendiri,insya Allah bangsa ini akan menjadi bangsa yang besar.

Namun, jika ada satu orang saja di negeri ini berpikiran jahat, culas, mengkhianati negara,maka sangat berat untuk membangun Indonesia sebagai negara yang besar,makmur,dan sejahtera. Cukuplah jika Indonesia meminta sesendok madu,jangan sekali-kali––mulai presiden sampai rakyat jelata––berpikir untuk membawa sesendok air, apalagi berpikir tidak membawa apa-apa.

Berilah Indonesia sesendok madu, maka bejana Indonesia akan penuh madu. Jika Indonesia meminta untuk tidak korupsi,untuk bertanggung jawab, jangan pernah ada yang tebersit untuk korupsi meskipun hanya sebutir kerikil,insya Allah kita akan bangkit, maju, dan jaya. Mari kita beri sesendok madu untuk bejana Indonesia. Mari!



Jakarta,19 Mei 2008



Habiburrahman El Shirazy
Budayawan Muda, Penulis Novel Ayat Ayat Cinta



"Life gives answer in three ways :

It says YES and gives what you want
It says NO and gives you something better
It says WAIT and gives you the best
maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan...???"